Rabu, Juli 21, 2010

Ada Bom Di Rumah

Konversi dari minyak tanah ke gas, seyogyanya untuk membantu masyarakat, selain itu juga untuk mengurangi subsidi pemerintah untuk minyak tanah. Pada saat dimulai semuanya terasa begitu sempurna. Tabung gas 3kg diberikan gratis begitu juga selang regulator untuk setiap kepala keluarga di DKI Jakarta. Rakyat yang semula menggunakan minyak tanah mulai berangsur menggunakan gas, selain lebih hemat dan juga lebih praktis. Bahkan para penjual makanan seperti pangsit dan gorengan sudah mulai menggunakan gas sebagai bahan bakarnya.
Namun apa nyana, setelah berjalan beberapa waktu bangkai itu akhirnya tercium juga. Banyak tabung yang rusak dan tidak pernah diganti, begitu juga selang regulator yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia. Timbullah korban yang tidak sedikit akibat hal tersebut. Pada awalnya pemerintah seperti enggan untuk setidaknya tahu mengenai masalah itu. Pemerintah menganggapnya sebagai berita angin lalu saja. Namun setelah semakin banyak jatuh korban, barulah pemerintah menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan program konversi gas tersebut. Sebenarnya yang paling bertanggunga jawab adalah Pertamina, tapi dengan lugasnya Pertamina berkelit bahwa baik tabung maupun regulator yang diberikan kepada rakyat adalah sudah sesuai SNI. Bahkan kini terjadi saling lempar tanggung jawab mengenai siapa yang paling bertanggung jawab atas masalah ini.
Hal ini diperparah dengan semakin banyaknya tabung gas palsu, yang sering bocor dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan tersebut. Beberapa hari lalu, ada seorang ibu yang membawa anaknya yang menjadi korban tabung gas dan mencoba meminta bantuan kepada presideng untuk membiayai pengobatan anaknya. Tapi tampaknya presiden lebih senang untuk memikirkan politik luar negri yang sebenarnya Indonesia tidak punya peran dan tidak punya kekuatan apa-apa untuk setidaknya menentukan kebijakan.
Sungguh negara ini sudah hancur. Moral para pemimpin kita sudah digerogoti oleh korupsi dan kekuasaan. Demi melangsungkan kekuasaannya bahkan SBY menyetujui agar TNI diberikan kembali hak pilihnya. Seharusnya masyarakat sadar bahwa gerakan seperti ini tidak jauh berbeda dengan masa Presiden Soeharto. Tapi pada zaman itu kita tidak hidup susah seperti ini. Bagaimana mungkin Indonesia tidak mampu memberi subsidi kepada rakyatnya, dengan kekayaan alam seperti ini sehingga kurs rupiah bisa terus menguat, sedangkan negara China dan India yang notabene penduduknya lebih banyak dari kita, pemerintahnya masih mau mensubsidi BBM bagi rakyatnya. Kita semua sudah dibohongi oleh mereka yang sedang berkuasa, karena mereka menganggap rakyat Indonesia rakyat yang bodoh. Maukan anda dipandang bodoh oleh pemimpin sendiri sehingga dengan leluasanya mereka mengatakan apapun dan kita harus percaya akan hal itu.
Perubahan perlu segera dilakukan, tidak perlu melalui kekerasan tapi hanya dengan tidak memilih lagi mereka yang sudah membohongi kita dan menganggap rakyat Indonesia seperti keledai yang nunut saja apa mau mereka.

Senin, Juli 19, 2010

Kembalinya Sang Juara Sejati

Balapan motoGP seri ke-8 yang dilangsungkan di sirkuit Sachsenring di Jerman menandai kembalinya The Doctor. Setelah absen 4 seri karena cedera yang dialaminya ketika sedang berlaga di Mugello yang mengakibatkan kaki dan bahunya mengalami cedera yang cukup parah. Namun pada seri ke-8 ini kita bisa kembali menyaksikan keahlian Rossi membesut motor Yamaha YZF-M1. Sebelum race, Rossi mengatakan bahwa dengan kondisinya yang belum 100 persen, bisa finish di 5 besar sudah cukup bagus.
Race dimulai dengan sempurna, namun seperti kita semua tahu bahwa Rossi tidak pernah memaksakan diri saat start. Awal race Pedrosa berhasil melakukan start sempurna dan diikuti oleh Lorenzo. Awalnya balapan berlangsung seru dimana urutan 6 teratas berlomba berusaha untuk saling salip. Rossi yang ada di urutan ke 7 berusaha mengejar Marco Simoncelli didepannya. Pada balapan kali ini Lorenzo tidak bisa begitu saja melesat jauh meninggalkan pembalap lainnya. Danni Pedrosa berhasil terus membuntuti pemuncak MotoGP tahun ini. Namun pada menit 35 bendera merah dikibarkan, Randy DePuniet mengalami kecelakaan yang cukup parah. Tabrakan ini turut membuat Alexi Espargaro dari tim Ducati Parmac turut jatuh sedang untuk Randy mengalami cedera parah setelah terkena motor Suzuki yang ditunggangi Alvaro Bautista.
Akibat insiden tersebut balapan harus di ulang. Hal ini justru menguntungkan pembalap lain seperti Pedrosa dan Davisioso. Saat start diulang, Dovisioso berhasil menyodok kedepang diikuti Lorenzo. Namun seperti biasa Lorenzo ngotot untuk berada di depan, namun kali ini dia mendapat lawan tangguh. Sampai setengah balapan Pedrosa berhasil terus menempel ketat Lorenzo dan akhirnya berhasil menyalipnya dan terus berada di depan sampai race berakhir dengan jarak yang cukup signifikan yaitu 2 detik lebih.
Sedang bagi Rossi, setelah berhasil melewati Dovisioso, menemukan lawan tangguh yaitu pembalap Ducatti, Stoner. Sampai menjelang akhir balapan keduanya saling susul. Namun posisi ke tiga berhasil diraih Stonner setelah pada tikungan terakhir berhasil melewati Rossi yang agak melebar di tikungan tersebut. Namun pencapaian yang diraih Rossi kali ini sungguh istimewa mengingat bahunya yang masih cedera dan kaki kanannya yang masih sakit.
Bagi Pedrosa kemenangan ini semakin memendekkan jarak dengan Lorenzo. Membesut Honda RC212V, Pedrosa kembali mengukir rekor baru sirkuti Sachsenring, setelah rekor sebelumnyapun ditorehkan oleh dia. Seri ke-9 akan dilangsungkan di Laguna Seca, kita semua tentu berharap bahwa kondisi Rossi semakin membaik dan mampu membalap seperti biasa sehingga kembali bisa menyuguhkan tontonan yang menarik.

Selasa, Juli 06, 2010

Realita Politik Era SBY

Manuver politik yang dilancarkan oleh partai demokrat sungguh telah melewati batas-batas etika dan kesopanan berpolitik. Masuknya Andi Nurpati dalam jajaran kepengurusan partai sunggu telah melukai demokrasi kita. Seakan-akan demokrat ingin menunjukkan bahwa merekalah yang tengah berkuasa dan bagi partai incumbent sah-sah saja untuk melakukan berbagai manuver. Partai demokrat seakan-akan ingin menampakkan diri sebagai partai yang membawa perubahan dan pembaharuan, namun sesungguhnya apa yang tengah mereka lakukan tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan para pendahulunya. Demokrat ingin mencitrakan diri sebagai partai bersih yang berdiri tegak diatas payung hukum dan berjalan sesuai dengan aturan. Inilah yang tidak disukai banyak orang terutama partai saingannya. Rakyat kita tidaklah sebodoh yang SBY kira, namun memang ada kecenderungan di lapisan masyarakat kelas bawah yang takut akan perubahan dan lebih condong untuk mendukung partai yang sedang berkuasa. Hal inilah yang dipergunakan dengan baik oleh partai demokrat. Yang menjadi pertanyaan besar apa jadinya partai demokrat setelah SBY lengser, apakah akan terus berjaya dalam percaturan politik Indonesia atau akan lenyap pelan-pelan seperti partai bulan bintang. Hal inilah yang tampaknya ingin dipersiapkan oleh SBY dengan melakukan manuver yang ingin memberikan kembali hak pilih bagi TNI. Nah disini hendaknya masyarakt awam melihat dengan jelas bagaimana haus kekuasaannya SBY. Selain dengan menempatkan anaknya sebagai wakil sekjend partai sehingga corong kekuasaan tetap berpusat di Cikeas.
Pada Pemilu tahun 2014 akan menjadi pertarungan sengit antara mereka yang munafik dengan mereka yang pura-pura bersih tapi lebih manufik. Akan menjadi pertempuran yang menarik setelah masing-masing partai tidak akan lagi menonjolkan ikon mereka yang dulu. Namun apabila PDIP tetap mengusung Megawati sebagai calon presiden tampaknya justru akan menjadi bumerang bagi mereka, karena masyarakat membutuhkan calon baru yang masih segar dan mempunyai visi ke depan yang jelas dan hal inilah yang tampaknya ingin digarap oleh partai demokrat, yaitu dengan merekrut tokoh-tokoh dari berbagai kalangan tidak saja yang konservatif bahkan yang radikal sekalipun diberi tempat dalam kepengurusan demokrat dibawah Anas Urbaningrum.
Bagi parta Golkar, justru akan terjadi kemerosotan terutama apabila Surya Paloh mendeklarasikan nasional demokrat sebagai partai. Saya ingin lebih menyoroti partai yang saya dukung, yaitu PDIP. PDIP hendaknya tidak lagi menggunakan simbol Soekarno sebagai penarik massa, karena sesungguhnya apabila sayap partai digerakkan secara lebih efektif justru akan menarik massa lebih banyak, terutama dari kalangan muda. Apabila PDIP tetap memajukan Megawati sebagai calon, maka perolehan suara partai akan sama dengan tahun 2009, karena sesunguhnya apa yang didapat PDIP pada tahun 2009 merupakan dukungan dari mereka yang fanatik mendukung partai dan tidak ada tambahan baru. Nah hal inilah yang harus dicermati oleh golongan muda PDIP, seperti Budiman Sujatmiko, Rieke Dyah Pitaloka dll. Hendaknya mereka lebih gencar untuk menggerakkan roda-roda politik partai sehingga dapat mendongkrat suara pada pemilu berikutnya.
Cukup rasanya membahas mengenai pemilu yang masih lama lagi akan dilaksanakan. Kini saya lebih ingin menyoroti kinerja SBY selama ini. Tampaknya SBY hanya tertarik mengurusi politik luar negri yang sesungguhnya kita dianggap hanya sebagai negara pelengkap dalam acara-acara tersebut. Negara kita diundang hanya karena Amerika ingin menunjukkan pada dunia bahwa, Indonesia mendukung kebijakan mereka bahwa negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia mendukung kebijakan mereka. Hal inilah yang tampaknya tidak disadari oleh SBY. Bila memang ingin memikirkan tentang politik luar negri bagi bangsa kita, tidak perlu mengikuti KTT G20 atau apapun namanya, justru dimulai dari yang dekat-dekat saja. Misalnya tentang perjanjian deportasi bagi para buronan yang tinggal di Singapura ataupun Australia. Kita sebenarnya mempunyai kekuatan untuk menekan kedua negara tersebut, mengapa demikian. Karena semua aktivitas ekonomi kedua negara tersebut haruslah melewati negara kita. Tapi apa yang terjadi, SBY justru ikut KTT iklim dan menyetujui pengurangan CO2 sampai 26 persen dimana justru Amerika sebagai negara yang menyumbang polusi paling besar tidak menyetujuinya. Bagaimana mungkin negara kita mengurangi emisi, sedangkan negara kita merupakan negara berkembang yang membutuhkan produksi yang besar tidak seperti negara lain di Eropa yang tinggal menyesuaikan saja.
Kemudian dosa lain dari SBY adalah kurang pedulinya pemerintah terhadap masalah krusial yang ada di masyarakat. Yang kini muncul dipermukaan yaitu mengenai tabung gas. Konversi gas dari minyak tanah merupakan program pemerintah, namun setelah kini ada masalah justru departemen yang bersangkutan saling lempar tanggung jawab. Justru setelah banyak menelan korban, pemerintah memberikan perhatian lebih, namun tetap saja belum cukup, karena solusi yang ditawarkan masih dalam tahap wacana yang pelaksanaannya akan lebih kompleks.
Kemudian mengenai pemberantasan korupusi. Presiden sebagai penguasa tertinggi di negara ini tampaknya masih ragu untuk memberantas semua kebejatan di jajaran pemerintah dan penegak hukum di Indonesia. Kok bisa, ketetapan presiden dimentahkan oleh seorang anggodo yang notabene adalah seorang makelar kasus. Sungguh tidak bisa dipercaya bagaimana SBY masih dapat terbang keluar negri namun keadaan di negara sendiri masih seperti ini.
Mungkin apa yang saya tulis diatas akan anda setujui atau anda tolak, namun itulah realitas politik yang saya lihat selama masa SBY.

Senin, Juli 05, 2010

Messi dan Tim Tango Di Piala Dunia 2010

Apa yang terjadi terhadap tim Argentina pada perempat final kemarin sungguh diluar dugaan semua orang. Datang sebagai tim unggulan dan hasil yang sangat meyakinkan pada fase penyisihan, setidaknya para fans mengira akan mendapatkan pertandingan yang seru, apalagi pertemuan antara kedua tim ini mempunyai sejarah yang panjang. Pasar taruhan sebenarnya lebih menjagokan Argentina yang akan keluar sebagai pemenang, namun apa nyana yang terjadi dilapangan adalah tim tangi dibantai 4-0 oleh tim panser.
Messi yang digadang-gadang sebagai pengganti Maradonna dan bahkan ada yang bilang lebih baik dari Maradonna dan Pele justru mati gaya dalam pertandingan tersebut. Kemampuan yang ditunjukkannya hanya mampu sampai ke tangan kiper Jerman tanpa mampu mencetak gol bagi Argentina. Justru tim Jerman dengan didominasi pemain muda mampu memaksimalkan keadaan. Melalui serangan balik yang cepat, melalui Sebastian scwheinsteiger mampu membobol gawang Argentina sampai 4 kali.
Pertandingan sebenarnya akan berlansung menarik, tapi akibat gol cepat di awal pertandingan membuat para pemain Argentina menjadi grogi, akibatnya para pemain Argentina bermain tanpa pola yang jelas dan yang lebih parah adalah, Messi yang diharapkan dapat membawakeajaiban justru bermain dibawah form. Apa yang telah ditampilkannya bersama Barceloma tahun lalu tampaknya terlalu dibesar-besarkan, Karena apabila memang dia hebat seperti yang diungkapkan seharusnya dia mampu membuat perbedaan pada saat timnya sangat membutuhkannya, seperti apa yang dilakukan Maradonna pada piala dunia 86 di Meksiko.
Sungguh disayangkan, tim dengan penuh bintang dan harapan yang tinggi untuk menjuarai piala dunia tahun ini harus terhempas akibat tim tango berharap terlalu banyak pada seorang Messi yang belum terasah kemampuannya.