

Dari pemblokan Blackberry, muncul lagi berita usang tentang pemakzulan oleh DPR. Hal ini selalu timbul terutama bila presiden akan merombak kabinetnya. Presiden memang mempunyai hak prerogatif untuk merubah komposisi kabinetnya terutama apabila individu yang ditunjuk sebagai mentri pembantu presiden tidak mampu melaksanakan target yang ingin dicapai oleh pemetintah. Pemakzulan adalah hal yang pada saat ini sangatlah kalau boleh dibilang tidak mungkin. Dengan ketentuan 3/4 dari seluruh anggota DPR hadir pada sidang paripurna untuk menyatakan pendapat.Hal ini saja tidak akan terjadi, karena persentase partai koalisi yang lebih dari 75 persen dan andaikata sampai terjadipun, hak menyatakan pendapat itu sidangnya haruslah dihadiri dan disetujui oleh 2/3 dari jumlah anggota DPR yang ada. Hal ini bagaikan jauh panggang dari api. Bagi saya hal ini dimunculkan karena ada usaha untuk membelokkan perhatian utama yang terjadi, yaitu kasus gayus dengan mafia pajaknya. Hal inilah yang paling utama yang harus diselesaikan. Belum lama ini Benny Khairiman sebagai ketua komisi III DPR menyatakan bahwa setelah pertemuannya dengan mantan Kapolri Bambang Hendaro Danuri, polisi enggan untuk menuntaskan kasus ini karena akan berdampak sistemik

terhadap pemerintahan dan memang hal itulah yang nyatanya terjadi. Gayus hanyalah ikan kecil yang diatur oleh ikan yang lebih besar, nah ikan besar inilah yang seharusnya dicari keberadaannya.
Belum selesai mengenai pembatasan penggunaan BBM bersubsisi pemerintah telah mempunyai kebijakan baru yang katanya akan mengurangi beban yang ditanggung PLN belakangan ini. TDL bagi usaha dan Industri akan dinaikkan yang besarannya belum diketahui. Kebijakan seperti ini yang lebih bersifat jangka pendek justru sebenarnya

Cuap-cuap yang banyak saya dengar di media cetak maupun elektronik dimana para ahli dan pengamat telah banyak mengeluarkan pendapat tentang kinerja pemerintah yang sangat tidak profesional seperti sekarang ini justru tampak seperti angin lalu saja. Mereka yang ditunjuk rakyat agar kita semua dapat hidup makmur dan sejahtera justru mengeluarkan kebijakan yang nantinya akan merugikan masyarakat luas. Investasi yang diharapkan datang ke negara kita justru akan semakin berfikir dua kali melihat tidak stabilnya keadaan negara kita. Kebijakan yang baru dibuat namun keesokan harinya dibatalkan, hal seperti inilah yang tidak didinginkan para investor. Mereka menginginkan kepastian, karena mereka mengeluarkan dana yang tidak sedikit di negara yang akan mereka tuju.
SAMPAI KAPAN KITA SEPERTI INI?????