Selasa, Agustus 04, 2009

Gajah Di Depan Mata Tak Tampak

Beberapa hari belakangan ini media kita gencar memberitakan tentang nasib para TKI yang terlantar di kolong jembatan di kota Jeddah. Bukannya saya tidak peduli akan nasib para TKI ilegal itu tapi menurut saya sebagai media yang paling banyak membawa pengaruh terhadap opini publik hendaknya media, televisi terutama dapat memilah-milah berita mana yang pantas untuk dikedepankan sebagai headlinenya. Seperti kita tahu bahwa para calon presiden dalam kampanye kemarin meneriakkan dan menjanjikan sekolah gratis bagi masyarakat, namun di lapangan hal itu sungguh berbeda. Memang bayaran SPP gratis tapi biaya yang harus ditanggun oleh orang tua untuk memasukkan anaknya di sekolah negri hampir mencapai angka jutaan. Hal ini sungguh diluar akal dan logika saya. Seperti yang kita tahu bahwa biaya operasional dan gaji guru telah ditanggung oleh pemerintah daerah, begitu juga untuk pengelolaan gedung sekolah, biaya ini telah ditanggung juga oleh pemerintah pusat. Jadi kalau ada sekolah yang mengharuskan siswa baru yang ingin masuk ke sekolah tersebut harus memberikan uang sumbangan sebesar hampir 7 atau 8 juta tentunya hal itu sangat memberatkan orang tua.
Nah menurut saya disinilah peran media untuk membentuk opini di masyarakat, sehingga masalah sekolah yang katanya gratis ini mendapat perhatian dari pemerintah. Pendidikan bagi anak-anak kita adalah hal yang terpenting dalam kelanjutan pembangunan bangsa dan hal ini harus mendapatkan prioritas utama dari pemerintah. Namun kini seakan-akan pemerintah menutup mata terhadap hal-hal seperti ini. Pembangunan SDM yang berkualitas haruslha didukung oleh sistem pendidikan yang memadai dan tidak memberatkan masyarakat. Bagaiman kita dapat memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak kita apabila uang untuk masuknya saja sama dengan uang masuk ketika saya ingin meneruskan ke perguruan tinggi negri.
Melihat hal ini hati saya sungguh merasa sedih, melihat bagaimana ternyata hak anak-anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak ternyata masih dibelenggu oleh uang, sesuatu yang tampaknya selalu menghantui berbagai masalah di Indonesia. Ternyata pendidikan murah dan dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat masih jauh dari harapan.
Sekarang tugas kita semua untuk membuka mata aparat yang berwenang untuk menyelesaikan masalah ini, janganlah kita hanya duduk berpangku tangan melihat semua ini. Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak setiap warga negara. Disaat kini pemerintah menuntuk haknya dengan kewajiban kita membayar pajak, hendaknya hak kita sebagai warga negara juga diperhatikan, jadi jangan hanya mengingatkan akan kewajiban kita saja tapi hak kita dilupakan.
MAJU BANGSAKU, SEJAHTERA RAKYATKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar