Selasa, Mei 26, 2009

Blunder SBY

SBY dalam pemilihan presiden kali ini dengan kepercayaan diri yang sangat besar telah memilih calon wakilnya bukan dari partai politik pendukungnya akan tetapi lebih memilih Boediono yang merupakan Gubernur BI. Hal ini dilakukannya dengan alasan bahwa saat mendatang yang dibutuhkannya adalah seorang wakil yang tau betul akan penyelesaian masalah ekonomi yang sedang melanda dunia belakangan ini. Kepercayaan diri ini didukung oleh banyak hasil survey yang menyatakan bahwa dengan siapapun SBY dipasangkan kemungkinannya untuk menang lebih dari 50 persen. Hal inilah tampaknya yang membuat SBY begitu jumawanya dengan tidak memilih untuk mencari pasangan dari partai politik pendukungnya, toh berdasarkan hasil pemilu legislatif dapat dilihat bahwa partainya dapat mendapatkan dukungan maksimal dari masyarakat.
Nah disinilah blunder yang dibuat oleh SBY. Dalam pemilu presiden lalu, peran JK untuk memenangkan dirinya sangatlah besar bahkan boleh dibilang yang melancarkan usahanya untuk menduduki RI 1 sebagian besar adalah hasil suara dari Golkar dan juga dana yang tidak sedikit yang dikucurkan oleh JK. Selain itu juga jangan dilupakan bahwa apabila dana memegang peranan yang sangat vital dalam kampanye seorang presiden. Barack Obamapun sampai mengadakan penggalangan dana dengan dibantu Oprah dan banyak selebritis lainnya untuk dapat menggalang dana yang tidak sedikit, karena tidak dapat ditutup-tutupi bahwa uang memegang peranan vital dalam kampanyenya. Nah disinilah kita melihat bagaimana kesombongan seorang SBY yang merasa bahwa rakyat telah sangat mendukung dirinya, walaupun dirinya tidak mempunyai sumber dana yang besar, hal ini dapat kita lihat setelah KPU mengeluarkan data inventaris para calon presiden dan wakilnya. SBY dan Boediono adalah pasangan termiskin yang maju. Memang sangatlah rendah apabila kita melihat keberhasilan suatu calon untuk menang hanya dilihat dari harta yang dimilikinya, namun kalau kita melihat budaya bangsa kita sekarang ini yang boleh dibilang kalau mau berkuasa di Indonesia yang harus dengan uang.
Satu lagi kesombongan SBY adalah dengan tidak memilih wakilnya dari partai pendukungnya. Para pendukung partai tersebut tentunya tidak dapat dipaksakan untuk memilih SBY apalagi SBY tidak memakai satupun elite partai tersebut untuk menjadi wakilnya, ya kalau memilih partai mungkin para pendukung PKS atau PAN akan memilih partainya namun pada saat pemilihan presiden belum tentu mereka akan mendukung SBY karena melihat apa yang telah dilakukan oleh SBY terhadap partai kesayangan mereka.
Nah memang pemilu presiden masih 1 bulan lagi, namun hendaknya kita sudah memiliki pilihan berdasarkan hati nurani kita sendiri, karena menjelang pelaksanaannya kita akan semakin muak dengan semakin banyaknya kebohongan para calon ini dalam mempromosikan dirinya dalam media cetak maupun elektronik. Jadi daripada anda semua muntah dengan acara berita di televisi yang isinya hanya menceritakan kegiatan para calon tersebut lebih baik pilih dari sekarang dan jangan nonton berita sampai pemilu presiden 8 Juli nanti.
Hidup Bangsaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar