Saya masih ingat pada saat masih duduk dibangku sekolah dasar bagaiman singkatan-singkatan di atas sangat sering kita dengar saat belajar di kelas. GBHN atau garis-garis besar haluan negara dan juga PELITA atau pembangunan lima tahun. Entah sekarang ini apa semua itu masih ada. GBHN adalah blue print tentang apa yang ingin dicapai oleh pemerintah untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Ada goal atau tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan ini dijabarkan kembali secara terperinci dalam Pelita ataupun Repelita terlebih dahulu. Rencana pembangunan itupun tidak hanya terdiri dari satu jangka saja, namun ada jangka panjang yang mencapai rentang waktu 30 tahun dan jangka pendek ya Pelita itu.
Sekarang ini tampaknya pemerintah kita seperti salah kaprah dan kehilangan orientasi. Mereka tidak tahu bidang mana yang harus mendapatkan perhatian lebih dulu. Dibidang pertanian para petani yang katanya sekarang ini sudah mencapai swasembada pangan masih saja kesusahan mendapatkan pupuk. Di bidang teknologi malah zaman dulu lebih terasa hasilnya dengan adanya pesawat TETUKO yang dikeluarakan oleh pabrikannya BJ Habibie. Dibidang pertahanan dan militer boleh dibilang alutsista kita sudah tidak pantas lagi dan memerlukan perhatian yang menyeluruh. Namun tetap saja pemerintah seperti tidak bisa menentukan haluan yang jelas agar mereka dapat menentukan kebijakan yang benar-benar menguntungkan rakyat.
Memang masalah yang dihadapi negara ini tidaklah kecil, dengan jumlah penduduk yang menempati 5 besar di dunia dan memang memerlukan waktu yang lama, tapi hendaknya dalam mencapai kemajuan itu ada goal atau satu titik di ujung sana yang ingin kita capai. Menurut saya kita haruslah kembali ke asal pemikiran bahwa kita ini adalah negara agraris, jadi sektor yang harus diperhatikan lebih dulu adalah sektor pertanian. Memang hal ini tampaknya ketinggalan zaman dimana negara-negara lain sudah lebih terfokus pada sektor teknologi dan industri, namun kita harus sadar bahwa lebih dari 50 persen penduduk Indonesia adalah petani dan sektor pertanianlah yang menjadi penggerak utama perekonomian negara.
Selain pertanian, yang harus diutamakan adalah bidang pendidikan. Memang pemerintah sekarang ini sudah mencanangkan program BOS dan lainnya, namun tetap saja kualitas SDM kita masih jauh dari yang dibutuhkan. Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terkait baik itu pemerintah, masyarakat dan berbagai elemen lainnya agar kita dapat menciptakan SDM yang benar-benar berkualitas. Dengan semakin baiknya SDM yang ada maka akan timbul pemahaman yang lebih baik terhadap pemecahan masalah yang dihadapi oleh negara ini. Dengan SDM yang lebih baik tentunya kemajuan yang ingin dicapai itu tentunya akan berjalan beriringan tanpa perlu dipaksakan.
Jumat, Oktober 09, 2009
Untukmu Petaniku
Pupuk Langka
Siapa Yang Sangka
Petani Sengsara
Eksportir Berpesta
Petani Butuhnya Pupuk Urea
Tapi Pulang Tangan Hampa
Cari Kesini Cari Kesana
Ambil Disini Jual Disana
Tapi Sayang Yang Diatas Sana
Cuma Bisa Geleng Kepala
"Ngak Mungkin Itu Pupuk Langka"
Waktu Ditanya Saat Wawancara
Nasibmu Kini Petani Tua
Hanya Bisa Urut Dada
2 Desember 2008
Buat semua petani di Indonesia, negara kita katanya adalah negara agraris tapi nasib petani di Indonesia tak pernah jadi urusan pertama.
Siapa Yang Sangka
Petani Sengsara
Eksportir Berpesta
Petani Butuhnya Pupuk Urea
Tapi Pulang Tangan Hampa
Cari Kesini Cari Kesana
Ambil Disini Jual Disana
Tapi Sayang Yang Diatas Sana
Cuma Bisa Geleng Kepala
"Ngak Mungkin Itu Pupuk Langka"
Waktu Ditanya Saat Wawancara
Nasibmu Kini Petani Tua
Hanya Bisa Urut Dada
2 Desember 2008
Buat semua petani di Indonesia, negara kita katanya adalah negara agraris tapi nasib petani di Indonesia tak pernah jadi urusan pertama.
Kamis, Oktober 08, 2009
Gempa itu datang di bumi Andalas
Gempa yang terjadi beberapa saat yang lalu di Padang dan Pariaman memang tidak bisa kita prediksi lebih dulu. Sampai saat ini para ilmuwan belum bisa menemukan cara yang muktahir untuk menentukan kapan suatu gempa akan berlangsung. Dengan kekuatan sebesar 7,3 skala Richter, gempa itu telah meluluhlantakkan semua yang ada di atas muka bumi Andalas. Dengan episentrum berada tidak jauh dari daratan dan dengan kedalaman yang hanya kurang dari 100 km, maka daerah pesisirlah yang paling merasakan akibat dari gempat tersebut. Pertama kali mendengar berita tersebut saya merasa miris dan sedih, saya hampir tidak percaya akhirnya kampung halaman saya terkena musibah seperti ini. Seperti ada rasa tidak puas atau tidak percaya bahwa harus Padang yang tertimpa musibah seperti ini. Dalam tulisan ini saya tidak hendak membicarakan tentang banyaknya korban, karena sudah pasti dengan bencana sebesar ini tentunya akan menelan korban yang tidak sedikit, namun yang hendak saya sharing dengan anda semua yaitu tentang penanganan setelah musibah. Bagaimana hendaknya ada suatu sistem yang baik dan terpadu tentang bagaimana caranya bantuan dapat sampai dengan cepat dan merata kepada para korban, ataupun tentang informasi tingkat kerusakan yang berbeda-beda dari tiap daerah.
Beberapa hari belakangan ini banyak para ahli yang merpertanyakan bagaiman lemahnya manajemen pemerintah mengenai penanggulangan bencana. Sebagian ada yang hanya memberi kritikan tanpa memberikan solusi, sebagian hanya ikut-ikutan menghujat pemerintah, tapi ada juga beberapa yang sebenarnya menberikan solusi yang mestinya di dengar oleh pemerintah. Dalam hal ini sebenarnya saya hanya ingin memberikan suatu masukan kepada pemerintah. Dengan latar belakang saya yang berasal dari ilmu keruangan atau geografi, maka menurut saya yang paling penting sekarang ini pemerintah dapat memetakan secara detail daerah-daerah di Indonesia, atau setidaknya daerah-daerah yang merupakan daerah rawan gempa. Dengan adanya peta detail dari setiap daerah itu maka pemerintah akan lebih gampang untuk memprediksi besarnya bantuan yang akan diberikan ataupun estimasi biaya bagi pemulihan setelah bencana. Detail yang saya bicarakan ini benar-benar peta detail, ya peta skala 1:10.000 dimana setiap daerah tersebut benar-benar terplot dalam peta. Karena semua informasi yang diperlukan itu sebenarnya dapat diperoleh hanya dengan sebuah peta, karena itulah esensi dari sebuat peta, yaitu memberikan informasi keruangan bagi penggunannya.
Dengan adanya peta itu, maka jalan-jalan yang terputus dapat diketahui dengan cepat, daerah-daerah yang terisolir dapat segera dibantu dan juga lebih lanjut lagi setelah adanya survey terpadu maka biaya yang diperlukan untuk pemulihan after disaster akan lebih tepat dan terperinci.
Ya semua ini hanya sebatas saran dari saya, namun memang diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk merealisasikan semua ini. Tapi hendaknya pemerintah lebih waspada karena seperti sudah banyak diutarakan oleh para ahli di televisi, negara kita ini memang wilayah yang sangat rawan mengalami gempa ataupun berbagai aktifitas vulkanik maupun tektonik. Dengan berada tepat di pertemuan 3 lempeng hendaknya pemerintah harus lebih memperhatikan hal tersebut.
Well saya rasa sampai sini dulu, semoga Allat SWT akan tetap melindungi kita semua. Amiin.
Beberapa hari belakangan ini banyak para ahli yang merpertanyakan bagaiman lemahnya manajemen pemerintah mengenai penanggulangan bencana. Sebagian ada yang hanya memberi kritikan tanpa memberikan solusi, sebagian hanya ikut-ikutan menghujat pemerintah, tapi ada juga beberapa yang sebenarnya menberikan solusi yang mestinya di dengar oleh pemerintah. Dalam hal ini sebenarnya saya hanya ingin memberikan suatu masukan kepada pemerintah. Dengan latar belakang saya yang berasal dari ilmu keruangan atau geografi, maka menurut saya yang paling penting sekarang ini pemerintah dapat memetakan secara detail daerah-daerah di Indonesia, atau setidaknya daerah-daerah yang merupakan daerah rawan gempa. Dengan adanya peta detail dari setiap daerah itu maka pemerintah akan lebih gampang untuk memprediksi besarnya bantuan yang akan diberikan ataupun estimasi biaya bagi pemulihan setelah bencana. Detail yang saya bicarakan ini benar-benar peta detail, ya peta skala 1:10.000 dimana setiap daerah tersebut benar-benar terplot dalam peta. Karena semua informasi yang diperlukan itu sebenarnya dapat diperoleh hanya dengan sebuah peta, karena itulah esensi dari sebuat peta, yaitu memberikan informasi keruangan bagi penggunannya.
Dengan adanya peta itu, maka jalan-jalan yang terputus dapat diketahui dengan cepat, daerah-daerah yang terisolir dapat segera dibantu dan juga lebih lanjut lagi setelah adanya survey terpadu maka biaya yang diperlukan untuk pemulihan after disaster akan lebih tepat dan terperinci.
Ya semua ini hanya sebatas saran dari saya, namun memang diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk merealisasikan semua ini. Tapi hendaknya pemerintah lebih waspada karena seperti sudah banyak diutarakan oleh para ahli di televisi, negara kita ini memang wilayah yang sangat rawan mengalami gempa ataupun berbagai aktifitas vulkanik maupun tektonik. Dengan berada tepat di pertemuan 3 lempeng hendaknya pemerintah harus lebih memperhatikan hal tersebut.
Well saya rasa sampai sini dulu, semoga Allat SWT akan tetap melindungi kita semua. Amiin.
Rabu, Oktober 07, 2009
My Secret Recipe
You realy just need the recipe to make the butter then add the butter just as you would normally to your brownie mix or any food that requires butter.
- A note on dosage : 1 gram(or more if your weed is lower quality) per persons is usually standard to add to the butter. I usually add 4 gram(little more than eight
of an ounce) when making brownie for four people. It's about one joint worth or
weed per persons.
- Don't smoke while making these, it might be tempting with all this weed but it is
nice to see the effect of just the brownie.
- Bring a soup-pot of water to a medium boil.
- Then add a little more butter than the brownie recipe requires to the boiling water
- Grind your weed up in a grinder if you have it or just brake it up really fine.
- Then add the ground up weed to your boiling water/butter mixture.
- Let this cook for anywhere for half an hour to an hour, stir occasionally because
you don't want the weed to stick to the bottom or even sit there to long and burn.
- Let cool a little so you don't burn yourself when pouring.
- Have someone hold a cheesecloth or a big coffe filter over your plastic container
and pour through it into the bowl.
- Squeeze the coffee filter realy good make sure you get all of the butter our of
your weed. Throw away the vegetable matter,everything has ben taken our of it
by now.
- Put it into the fridge with a lid on it so you don't spill your handy work
everywhere.
- Remove in a few hours, your water and butter will have separated, pour the water
down the sink and use the butter in the recipe you want.
- Eat half a serving first then wait an hour and if it isn't enought eat the other
half. Becareful some people become pale and might throw up if they eat to much.
and now you can enjoy your brownie and have fun with all your friend, or just like Andy Warhol once said,"one is company two is crowd, three is party..."
- A note on dosage : 1 gram(or more if your weed is lower quality) per persons is usually standard to add to the butter. I usually add 4 gram(little more than eight
of an ounce) when making brownie for four people. It's about one joint worth or
weed per persons.
- Don't smoke while making these, it might be tempting with all this weed but it is
nice to see the effect of just the brownie.
- Bring a soup-pot of water to a medium boil.
- Then add a little more butter than the brownie recipe requires to the boiling water
- Grind your weed up in a grinder if you have it or just brake it up really fine.
- Then add the ground up weed to your boiling water/butter mixture.
- Let this cook for anywhere for half an hour to an hour, stir occasionally because
you don't want the weed to stick to the bottom or even sit there to long and burn.
- Let cool a little so you don't burn yourself when pouring.
- Have someone hold a cheesecloth or a big coffe filter over your plastic container
and pour through it into the bowl.
- Squeeze the coffee filter realy good make sure you get all of the butter our of
your weed. Throw away the vegetable matter,everything has ben taken our of it
by now.
- Put it into the fridge with a lid on it so you don't spill your handy work
everywhere.
- Remove in a few hours, your water and butter will have separated, pour the water
down the sink and use the butter in the recipe you want.
- Eat half a serving first then wait an hour and if it isn't enought eat the other
half. Becareful some people become pale and might throw up if they eat to much.
and now you can enjoy your brownie and have fun with all your friend, or just like Andy Warhol once said,"one is company two is crowd, three is party..."
Jumat, Oktober 02, 2009
Art and Andy Warhol

"In the future everybody will be world famous for 15 minutes", ungkapan ini telah menjadi kenyataan sekarang ini. Andy Warhol-lah yang mengungkapkan hal ini. Dikenal sebagai seorang artis pemberontak tapi juga banyak menghasilkan karya seni yang kini dianggap sebagai ikon seni modern. Warhol dikenal sebagai seniman yang glamour dan banyak mempunyai teman-teman artis papan atas. Nudisme dan Warhol tampaknya merupakan hal yang tak terpisahkan(ini menurut saya loh). Beberapa karyanya dibawah ini dianggap sebagai ikon seni modern bagi banyak orang. Enjoy...



Salvador Dali
Tidak banyak pelukis yang bisa membawa pengaruh begitu besar bagi terhadap para pelukis masa kini, salah satu diantaranya adalah Salvador Dali. Dali tidak hanya membawa pengaruh terhadap seni lukis tapi juga seni secara umum. Aliran kubisme yang dianutnya banyak mengilhami seniman masa kini, tidak hanya dibidang seni lukis tapi juga dalam bidang arsitektur dan lainnya. Dibutuhkan imanginasi yang tidak biasa hanya untuk memahami lukisannya apalagi untuk membuatnya. Dibawah ini adalah beberapa karya sang maestro yang dapat anda nikmati.




Jakarta Macet?(sudah biasa)
Jakarta dan kemacetan adalah hal yang tak terpisahkan. Pertambahan jumlah kendaraan bila dibandingkan dengan pertambahan ruas jalan di Jakarta sudah tidak seimbang lagi. Persentase pertambahan jumlah kendaraan yang mencapai 2 digit tidak mampu lagi ditampung oleh jumlah ruas jalan yang ada di ibukota negara kita ini. Promosi yang gencar dari produsen kendaraan bermotor yang memudahkan seseorang untuk membeli kendaraan bermotor membuat pertambahannya sudah tidak terkendali lagi. Dengan uang 300 ribu rupiah saja, kini kita dapat memiliki motor keluaran terbaru. Hal ini diperparah dengan fasilitas transportasi yang disediakan pemerintah masih jauh dari yang diharapkan. Logikanya untuk apa kita susah-susah naik kendaraan umum yang tidak layak jalan, berhimpitan dan masih ada kemungkinan kita menjadi korban kriminalitas bila pengeluaran apabila kita memakai kendaraan sendiri jauh lebih rendah dibandingkan bila kita menggunakan kendaraan umum yang disediakan pemerintah.
Banyak para pengamat transportasi perkotaan yang memprediksi bahwa ditahun 2015 kemacetan ini akan bertambah parah sehingga bila kita mengeluarkan kendaraan kita dari garasi saja, kita sudah akan bertemu dengan kemacetan. Tidak bisa dibayangkan apabili hal ini benar-benar terjadi. Selain itu para pengamat dan peneliti juga telah memberikan hasil penghitungan mereka tentang bagaimana kerugian yang dialami oleh kita akibat kemacetan yang terjadi di Jakarta ini. Melihat seriusnya masalah ini seharusnya pemerintah terutama pemerintah daerah lebih memprioritaskan mengatasi kemacetan ini. Memang pemerintah daerah tidak tinggal diam saja melihat masalah ini, adanya busway memang sudah sedikit mengurangi masalah yang ada walaupun di beberapa wilayah justru malah menjadi biang kemacetan, namun sedikitnya ada usaha nyata dari pemerintah. Monorail yang digadang-gadangkan, kini malah tak jelas nasibnya. Beton-beton penyangga rel yang terbengkalai kini malah menjadi semacam monumen kegagaln pemerintah dalam mengatasi problema yang ada.
Yang diperlukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini ialah memberikan suatu alat transportasi massal yang dapat mengangkut orang dalam jumlah banyak dengan ongkos yang masih terjangkau. Dengan semakin dekatnya era perdagangan bebas, dimana pemerintah bertujuan untuk menghilangkan subsudi terhadap bahan bakar minyak, alat trasportasi yang terjangkau sangat dibutuhkan. Beberapa waktu lalu dalam perhelatan Pekan Raya Jakarta untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta kita melihat bahwa pemerintah akan membuat MRT di jakarta. Memang, kereta bawah tanah ini adalah salat satu solusi bagi masalah kita ini. Kereta ini memang dapat mengangkut banyak orang dalam sekali waktu dan juga tentunya dengan semakin banyaknya orang yang ditampung akan menghemat biaya sehingga ongkosnyapun akan lebih murah. MRT ini sudah banyak dibuat di luar negri dan berhasil. Saya pernah naik MRT seperti ini ketika saya sedang berlibur di Singapura bersama keluarga. Kereta yang nyaman dengan pendingin dan juga gerbongnya yang bersih membuat kita nyaman berada di dalamnya. Selain itu stasiunnya juga bersih dan nyaman sehingga membuat kita nyaman untuk memilih kendaraan umum ini. Kalau memang program MRT ini benar-benar dilaksanakan dan keadaannya benar-benar seperti yang saya gambarkan tadi, tampaknya masyarakat di perkotaan tidak akan segan-segan untuk meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke alat transportasi yang satu ini. Namun menurut saya ada satu kendala besar yang harus kita bereskan lebih dulu, yaitu kesadaran masyarakat, dengan tingkat kedisiplinan yang masih rendah dan juga kesadaran hukum yang masih rendah tampaknya MRT ini nantinya akan tidak beda dengan kereta listrik yang ada seperti sekarang ini.
Stasiun masih penuh dengan pedagang kaki lima, gerbong yang penuh sesak dan kotor, pendingin yang tidak bekerja dan lain sebagainya.
Ada satu solusi lagi bagi pemerintah untuk mengatasi masalah ini, yaitu pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor. Tapi tampaknya hal ini sulit dilaksanakan, karena merupakan hak individu untuk memiliki kendaraan bermotor. Pemerintah dapat melaksanakan program masa waktu kendaraan bermotor dapat beroperasi di jalan raya. Kendaraan bermotor yang tahun pembuatannya berada di bawah tahun 1990 tidak boleh ladi dipergunakan, setidaknya hal ini tentunya akan mengurangi volume kendaraan yang ada di jalan raya. Tidak hanya itu, kepemilikan SIM juga harus diperketat, karena banyak kecelakaan terjadi karena tidak berbudayanya para pengendara motor yang ada di jalan raya. Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya belum pantas mengendarai kendaraan bermotor, tapi karena kepemilikan SIM sangat gampang, membuat mereka yang tidak tahu sopan santun di jalan rayapun dapat dengan mudahnya hilir mudik di jalan raya.
Memang kemacetan yang terjadi di Jakarta ini dipengaruhi oleh banyak faktor, namun kita tetap harus optimis bahwa suatu saat masalah kemacetan ini dapat diatasi atau sedikitnya dapat dikurangi.
Banyak para pengamat transportasi perkotaan yang memprediksi bahwa ditahun 2015 kemacetan ini akan bertambah parah sehingga bila kita mengeluarkan kendaraan kita dari garasi saja, kita sudah akan bertemu dengan kemacetan. Tidak bisa dibayangkan apabili hal ini benar-benar terjadi. Selain itu para pengamat dan peneliti juga telah memberikan hasil penghitungan mereka tentang bagaimana kerugian yang dialami oleh kita akibat kemacetan yang terjadi di Jakarta ini. Melihat seriusnya masalah ini seharusnya pemerintah terutama pemerintah daerah lebih memprioritaskan mengatasi kemacetan ini. Memang pemerintah daerah tidak tinggal diam saja melihat masalah ini, adanya busway memang sudah sedikit mengurangi masalah yang ada walaupun di beberapa wilayah justru malah menjadi biang kemacetan, namun sedikitnya ada usaha nyata dari pemerintah. Monorail yang digadang-gadangkan, kini malah tak jelas nasibnya. Beton-beton penyangga rel yang terbengkalai kini malah menjadi semacam monumen kegagaln pemerintah dalam mengatasi problema yang ada.
Yang diperlukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini ialah memberikan suatu alat transportasi massal yang dapat mengangkut orang dalam jumlah banyak dengan ongkos yang masih terjangkau. Dengan semakin dekatnya era perdagangan bebas, dimana pemerintah bertujuan untuk menghilangkan subsudi terhadap bahan bakar minyak, alat trasportasi yang terjangkau sangat dibutuhkan. Beberapa waktu lalu dalam perhelatan Pekan Raya Jakarta untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta kita melihat bahwa pemerintah akan membuat MRT di jakarta. Memang, kereta bawah tanah ini adalah salat satu solusi bagi masalah kita ini. Kereta ini memang dapat mengangkut banyak orang dalam sekali waktu dan juga tentunya dengan semakin banyaknya orang yang ditampung akan menghemat biaya sehingga ongkosnyapun akan lebih murah. MRT ini sudah banyak dibuat di luar negri dan berhasil. Saya pernah naik MRT seperti ini ketika saya sedang berlibur di Singapura bersama keluarga. Kereta yang nyaman dengan pendingin dan juga gerbongnya yang bersih membuat kita nyaman berada di dalamnya. Selain itu stasiunnya juga bersih dan nyaman sehingga membuat kita nyaman untuk memilih kendaraan umum ini. Kalau memang program MRT ini benar-benar dilaksanakan dan keadaannya benar-benar seperti yang saya gambarkan tadi, tampaknya masyarakat di perkotaan tidak akan segan-segan untuk meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke alat transportasi yang satu ini. Namun menurut saya ada satu kendala besar yang harus kita bereskan lebih dulu, yaitu kesadaran masyarakat, dengan tingkat kedisiplinan yang masih rendah dan juga kesadaran hukum yang masih rendah tampaknya MRT ini nantinya akan tidak beda dengan kereta listrik yang ada seperti sekarang ini.
Stasiun masih penuh dengan pedagang kaki lima, gerbong yang penuh sesak dan kotor, pendingin yang tidak bekerja dan lain sebagainya.
Ada satu solusi lagi bagi pemerintah untuk mengatasi masalah ini, yaitu pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor. Tapi tampaknya hal ini sulit dilaksanakan, karena merupakan hak individu untuk memiliki kendaraan bermotor. Pemerintah dapat melaksanakan program masa waktu kendaraan bermotor dapat beroperasi di jalan raya. Kendaraan bermotor yang tahun pembuatannya berada di bawah tahun 1990 tidak boleh ladi dipergunakan, setidaknya hal ini tentunya akan mengurangi volume kendaraan yang ada di jalan raya. Tidak hanya itu, kepemilikan SIM juga harus diperketat, karena banyak kecelakaan terjadi karena tidak berbudayanya para pengendara motor yang ada di jalan raya. Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya belum pantas mengendarai kendaraan bermotor, tapi karena kepemilikan SIM sangat gampang, membuat mereka yang tidak tahu sopan santun di jalan rayapun dapat dengan mudahnya hilir mudik di jalan raya.
Memang kemacetan yang terjadi di Jakarta ini dipengaruhi oleh banyak faktor, namun kita tetap harus optimis bahwa suatu saat masalah kemacetan ini dapat diatasi atau sedikitnya dapat dikurangi.
Langganan:
Postingan (Atom)