Kamis, Oktober 08, 2009

Gempa itu datang di bumi Andalas

Gempa yang terjadi beberapa saat yang lalu di Padang dan Pariaman memang tidak bisa kita prediksi lebih dulu. Sampai saat ini para ilmuwan belum bisa menemukan cara yang muktahir untuk menentukan kapan suatu gempa akan berlangsung. Dengan kekuatan sebesar 7,3 skala Richter, gempa itu telah meluluhlantakkan semua yang ada di atas muka bumi Andalas. Dengan episentrum berada tidak jauh dari daratan dan dengan kedalaman yang hanya kurang dari 100 km, maka daerah pesisirlah yang paling merasakan akibat dari gempat tersebut. Pertama kali mendengar berita tersebut saya merasa miris dan sedih, saya hampir tidak percaya akhirnya kampung halaman saya terkena musibah seperti ini. Seperti ada rasa tidak puas atau tidak percaya bahwa harus Padang yang tertimpa musibah seperti ini. Dalam tulisan ini saya tidak hendak membicarakan tentang banyaknya korban, karena sudah pasti dengan bencana sebesar ini tentunya akan menelan korban yang tidak sedikit, namun yang hendak saya sharing dengan anda semua yaitu tentang penanganan setelah musibah. Bagaimana hendaknya ada suatu sistem yang baik dan terpadu tentang bagaimana caranya bantuan dapat sampai dengan cepat dan merata kepada para korban, ataupun tentang informasi tingkat kerusakan yang berbeda-beda dari tiap daerah.
Beberapa hari belakangan ini banyak para ahli yang merpertanyakan bagaiman lemahnya manajemen pemerintah mengenai penanggulangan bencana. Sebagian ada yang hanya memberi kritikan tanpa memberikan solusi, sebagian hanya ikut-ikutan menghujat pemerintah, tapi ada juga beberapa yang sebenarnya menberikan solusi yang mestinya di dengar oleh pemerintah. Dalam hal ini sebenarnya saya hanya ingin memberikan suatu masukan kepada pemerintah. Dengan latar belakang saya yang berasal dari ilmu keruangan atau geografi, maka menurut saya yang paling penting sekarang ini pemerintah dapat memetakan secara detail daerah-daerah di Indonesia, atau setidaknya daerah-daerah yang merupakan daerah rawan gempa. Dengan adanya peta detail dari setiap daerah itu maka pemerintah akan lebih gampang untuk memprediksi besarnya bantuan yang akan diberikan ataupun estimasi biaya bagi pemulihan setelah bencana. Detail yang saya bicarakan ini benar-benar peta detail, ya peta skala 1:10.000 dimana setiap daerah tersebut benar-benar terplot dalam peta. Karena semua informasi yang diperlukan itu sebenarnya dapat diperoleh hanya dengan sebuah peta, karena itulah esensi dari sebuat peta, yaitu memberikan informasi keruangan bagi penggunannya.
Dengan adanya peta itu, maka jalan-jalan yang terputus dapat diketahui dengan cepat, daerah-daerah yang terisolir dapat segera dibantu dan juga lebih lanjut lagi setelah adanya survey terpadu maka biaya yang diperlukan untuk pemulihan after disaster akan lebih tepat dan terperinci.
Ya semua ini hanya sebatas saran dari saya, namun memang diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk merealisasikan semua ini. Tapi hendaknya pemerintah lebih waspada karena seperti sudah banyak diutarakan oleh para ahli di televisi, negara kita ini memang wilayah yang sangat rawan mengalami gempa ataupun berbagai aktifitas vulkanik maupun tektonik. Dengan berada tepat di pertemuan 3 lempeng hendaknya pemerintah harus lebih memperhatikan hal tersebut.
Well saya rasa sampai sini dulu, semoga Allat SWT akan tetap melindungi kita semua. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar