Senin, Oktober 26, 2009

Lupa Kacang Pada Kulit

Saya jadi ingin sekali menulis mengenai hal ini setelah mendengar ilustrasi musik disalah satu televisi yang sedang menyiarkan berita mengenai isu kenaikan gaji mentri kabinet SBY yang baru. Ilustrasi musiknya adalah lagu Slank yang "lu harus grak". Syairnya secara jelas menyatakan bahwa mereka adalah sekumpulan orang yang aktif, bukan anak manja dan penuh kreativitas dan salah tempat bagi mereka-mereka yang ingin cari uang. Kata-kata ini sungguh tidak pantas dikeluarkan dari mulut seorang kaka yang seharusnya lebih tahu apa itu arti pertemanan. Dengan lagu ini seakan-akan mereka ingin membandingkan antara massa potlot zaman dulu dengan sekarang. Seolah Bimbim ingin mengambarkan bahwa mereka yang dulu berkumpul disana hanyalah anak-anak manja yang tidak punya kreativitas. Seolah mereka itu dengan berkumpul disana, ingin mencari keuntungan. Hendaknya Bimbim dan Kaka sadar bahwa apa yang mereka raih sekarang adalah buah dari apa yang telah mereka lakukan dulu. Memang dalam prosesnya terjadi hal-hal yang tidak mengenakkan bagi beberapa pihak, tapi potlot yang sekarang besar karena mereka yang ada dulu.
Apa harus disalahkan kalau dulu (maaf nih sekali lagi nulisnya jujur) komunitas yang ada di potlot adalah mereka yang merupakan anak dari orang berada yang tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk kesehariannya. Toh hal ini tidak merugikan orang lain selain dirinya dan orang tuanya. Dan kalau dibilang mereka itu kurang kreativitas, apa Bimbim dan Kaka lupa bahwa pada masa itu ada Kidnap Katrina, Oppie dan Imanez. Dan jangan lupa juga bagaimana jayanya Pulau Biru Jamming. Jadi kalau dibilang mereka dulu hanya anak manja dan tidak kreatif, sungguh pernyataan yang naif. Toh pada saat Slank ingin kembali menuju kejayaan, Renold dan Teguhlah yang membantu menyelesaikan album ke-6 mereka.
Kalau dalam perjalanan komunitas itu ada singgungan itu memang tidak dapat dihindarkan. Hal ini terjadi karena semakin kuatnya pengaruh narkotika dalam keseharian mereka. Tapi sangatlah tidak adil apabila Bimbim dan Kaka menyalahkan hal tersebut kepada generasi potlot yang dulu. Presiden pertama kitapun berkata "jas merah", jangan lupakan sejarah. Slank bisa sebesar ini memang bukan karena mereka yang ada disana tapi karena kemampuan kalian untuk bisa memahami perasaan dan pikiran sebagian besar masyarakat muda yang sedang mencari identitas. Tapi suatu band besar tentu ada berbagai hal dibelakangnya. Perang bunda untuk tetap menjaga konsistensi Slank memang tidak bisa dipungkiri, cuma satu yang saya sayangkan dari Slank sekarang. Mereka seolah berkata bahwa apa yang terjadi dulu itu hanya memberi mereka pengaruh negatif terhadap perkembanga Slank. Kalau mau jujur, boleh ditanyakan kepada para slanker sekarang kenapa suka dengan Kaka dan Bimbim, mungkin sebagian besar atau lebih dari 50 persen akan bilang karena mereka dulu tukang mabok. Hendaknya kita semua sadar bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan kita entah itu buruk ataupun baik, hendaknya menjadi pembelajaran bagi kita dan semoga kita tidak terjerumus lagi kedalam lubang yang sama. EVERYTHING THAT DON'T KILL YOU EITHER MAKE YOU STRONG OR MAKE YOU NUTS.
Jujur dulu saya bangga sebagai slanker, saya tidak malu untuk berteriak lantang bahwa saya pencinta Slank. Tapi maaf buat sekarang ini, karena sepertinya Slank tidak lagi dapat menyuarakan perasaan dan gejolak dalam hati ini, entah ini karena umur yang sudah bertambah atau apalah. Tapi menurut saya seharusnya apabila Slak tidak lari dari akarnya dan tetap konsisten dengan apa yang mereka teriakkan dulu, mungkin sampai sekarang saya akan tetap bangga sebagai slankers(ini bersifat pribadi). Saya masih ingat dalam album pertama ada tulisan SLANK=slengean, ya itulah Slank, Slank adalah ketika rambut gimbal Kaka terbelit kesana kemari karena jarang mandi, tertawa lepas yang menampakkan gigi yang hancur kehitaman dan dibalut celana jeans pendek yang dipotong sampai sebatas(maaf sensor). Ada Bimbim yang juga tertawa dengan gigi yang sama hancur dan hitamnya dan mata yang sedikit agak malas untuk terbuka. Ada juga Bongki yang jail, dengan pose yang bagaikan seorang anak gaul salah arah. Ada Pay yang tetap jaim menjaga penampilannya dan satu lagi manusia ajaib yang muncul agak dibelakang dengan senyuman kecil, Indra. Itulah Slank bagi saya. Slank bukan Kaka yang penuh tatto dan memakai celana jeans yang melorot sampai batas --------- sehingga sampai perlu disensor ketika tampil di tv dan juga bukan Bimbim yang pakai topi pelaut dan memakai baju super ketat yang memperlihatkan badan kurus kering, tapi yakin bahwa itu yang terbaik. Buat personel yang lain maaf, saya tidak perlu dan tidak butuh megomentari anda. Jujur saya rindu Slank yang dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar