Senin, Oktober 26, 2009

Kontroversi Klub Poligami di Indonesia


Beberapa hari belakangan ini kita dikejutkan dengan adanya peresmian pembukaan klub poligami global ikhwan di Bandung. Hal ini sungguh menjadi kontroversi dikalangan masyarakat kita yang sangat menentang hal tersebut. Sampai-sampai mentri perempuan dan MUI mengeluarkan pernyataan keras mengenai hal ini. Klub poligami ini merupakan cabang dari klub serupa yang ada di negeri jiran yang katanya telah memiliki anggota mencapai 300 orang.
Memang poligami tidak dilarang oleh agama kita. Seseorang diperbolehkan untuk melakukan poligami apabila bisa bertindak adil terhadap para istri-istrinya. Keadilan yang disebut disini adalah keadilan lahir bathin dan itu mutlak harus dilakukan oleh mereka yang berpoligami. Kenyataan bahwa kita adalah mahluk yang mempunyai keterbatasan maka kata adil itu sudah pasti tidak akan tercapai. Sedangkan rasa adil yang dirasakan oleh setiap manusia berbeda, oleh sebab itulah mengapa manusia paling tinggi derajatnya, karena kemampuannya untuk merasakan empati dan simpati yang berbeda antara satu dan lainnya.
Banyak dari mereka yang telah berpoligami mengaku melakukan hal tersebut untuk menghindarkan zinah. Saya memang bukan ahli dalam bidang agama dan juga bukan seorang ahli kitab, tapi menurut saya untuk menghindarkan perbuatan zinah bukan dengan cara melakukan poligami. Masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk menghindari hal tersebut. Harta dan kekuasaan memang sangat besar pengaruhnya terhadap seseorang. Setelah kekayaan menumpuk maka keinginan untuk berpoligamipun akan muncul. Memang, tidak semua orang seperti itu, tapi banyak contoh bahwa hal itu terjadi antara lain karena faktor tersebut.
Saya mendukung pelarang pendirian klub tersebut di Indonesia. Deklarasi atau pernyataan terhadap klub ini sebenarnya justru akan melemahkan pandangan pihak lain terhadap agama kita. Walaupun memang hal itu tidak dilarang akan tetapi bukanlah suatu hal yang bijaksana untuk menyebarluaskan hal seperti itu. Pihak lain yang memang tidak suka dengan kita akan mempunyai celah untuk menyerang kita. Selain itu dengan adanya peresmian tersebut justru memperlihatkan sikap ria dari mereka yang melakukannya.
Satu yang saya sayangkan, mengapa mereka-mereka yang melakukan poligami itu justru mereka-mereka yang sangat tahu agama, seperti ustadz ataupun kyai pemimpin pesantren. Bukankah mereka seharusnya memberi suri tauladan bagi para jemaahnya. Ya seperti lagunya serious, "Ustadz juga manusia".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar