Jumat, Oktober 23, 2009

Pantaskah Mereka Menjadi Mentri Pembantu Presiden ?

Inilah pertanyaan yang muncul di benak banyak orang ketika SBY mengumumkan jajaran kabinetnya. Seperti telah diprediksi oleh banyak pihak, partai politik yang ikut berkoalisi dengan demokrat dan menyatakan dukungannya pada SBY mendapatkan jatah kursi dalam kabinet yang dibentuk oleh SBY. Memang penentuan siapakah yang bakal menjadi mentri adalah hak prerogatif presiden, tapi tampaknya SBY tidak bisa leluasa untuk menentukan siapa saja yang menjadi mentri dalam kabinet Indonesia bersatu jilid II ini.
Untuk beberapa pos, mereka yang terpilih adalah orang-orang yang kompeten dan ahli di bidangnya masing-masing, Sri Mulyani contohnya dan juga Mentri kesehatan yang baru yang menggantikan Siti Fadhilah Supari. Dia adalah Dokter lulusan Harvard, walaupun pengangkatannya mengandung kontroversi tapi setidaknya, dia tahu akan apa yang akan dilakukannya sebagai mentri. Tapi ada beberap pos mentri yang menimbulkan keraguan bagi banyak pihak. Seperti penunjukkan Muhaimin Iskandar sebagai mentrans, hal ini menjadi pertanyaan bagi banyak pihak, apakah penunjukkan ini murni berdasarkan kapasitasnya sebagai praktisi atau merupakan pembagian jatah dari SBY. Selain itu juga penunjukkan kader-kader demokrat dalam kabinetnya, seperti Fredy Numberi, Andi Malarangenng. Fit dan proper test yang dilakukan sebelumnya tampak seperti formalitas saja, karena semua itu sebenarnya seperti ingin menunjukkan pada rakyat bahwa penunjukkan mereka telah melalui proses yang baik dan benar.
Ternyata kabinet yang baru dibentuk SBY ini belum mampu mengakomodir keinginan semua pihak, ini terbukti dengan timbulnya kerusuhan di Maluku karena tidak adanya putra daerah yang duduk dalam kabinet. Terlepas dari semua kontroversi yang ada, kita doakan saja semoga semua dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Mari kita jaga pemerintahan ini demi kebaikan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar