Senin, Oktober 26, 2009

Indonesia dan Gempa


Indonesia merupakan negara yang sangat strategis secara geografis. Letaknya yang tepat di garis khatulistiwa dan merupakan gerbang untuk menuju ke benua Australia. Indonesia juga terletak di pertemuan 3 lempeng dunia yang menyebabkan terbentuknya garis pegunungan di sepanjang pulau Sumatra membentang sampai ke Maluku di utara. Selain lempeng itu, Indonesia juga dibatasi oleh 2 garis yang membedaka fauna dan flora yang ada, yaitu garis Weber di barat dan garis Wallace di timur.
Akibat dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut maka terbentuklah lipatan dan juga patahan disepanjang pulau sumatra membentang dari aceh sampai ke jambi, dari pegunungan Burnitelong sampai gunung Kerinci. Sebenarnya banyaknya gunung api di pulau-pulau di Indonesia tidak hanya memberi efek negatif saja. Hasil letusan yang berupa lahar atau lava yang telah bercampur akan membuat tanah yang dilaluinya akan menjadi subur. Hal ini terbukit di pulau Jawa dimana tanahnya sangat cocok untuk bercocok tanam. Memang, aktifitas tektonik tersebut beberapa waktu belakangan ini telah menyebabkan terjadi beberapa kali bencana gempat di tanah air. Kerusakan terbesar yang terjadi adalah gempa di Sumatra Barat dengan kekuatan 7,6 skala Richter dan episentrum di Pariaman. Sebelumnya terjadi juga gempat di pulau Jawa yang berpusat di Tasikmalaya dan membawa kerusakan yang cukup besar pula. Pergerakan ini berlanjut sampai ke maluku, dimana disana kemungkinan terjadi tumbukan antara lempeng eurasia dan pasifik.

Kalau kita melihat catatan yang ada di BMKG, gempa itu terjadi tidak hanya sekali dua kali saja dalam sehari di Indonesia, tapi karena intensitasnya yang kecil dan kedalamnnya yang cukup jauh dari permukaan menyebabkan kita tidak merasakan dampaknya. Dengan adanya kesadaran dari pemerintah dan masyarakat bahwa negara kita ini rentan terhadap berbagai kegiatan tektonik maupun vulkanik, hendaknya pemerintah dan kita semua harus waspada akan bencana yang mungkin terjadi di kemudian hari. Kita bisa mencotoh negara Jepang yang telah menerapkan pembuatan gedung-gedung yang tahan gempa. Peringatan dini terhadap tsunami juga perlua digalakkan kembali, sehingga kerusakan yang lebih lanjut dapat dicegah dan hendaknya pemerintah secara serius membuat program yang lengkap dan terpadu terhadap penanggulangan setelah bencana.
Sampai saat ini belum ada satupun ilmuwan maupun peramal di dunia ini yang dapat menentukan secara pasti kapan akan terjadi gempa. Belum ada satupun ilmu di dunia ini yang dapat memprediksi secara tepat kapan dan dimana sebuah gempa akan terjadi. Namun ada beberapa tanda besar yang dapat menjadi petunjuk bagi kita bahwa akan terjadi gempat disuatu daerah. Tanda-tanda ini kemungkinan akan lebih jelas terlihat di daerah pedesaan ataupun daerah yang masih belum terjamah kehidupan kota. Tanda-tanda ini antara lain, turunnya binatang-binatang yang ada di dalam hutan dan menuju ke tempat-tempat yang lebih rendah, atau adanya gejala-gejala aneh dari binatang-binatang yang ada disekitar kita. Binatang mempunyai kepekaan yang lebih daripada manusia mengenai hal ini. Bagaimanapun sebagai orang yang beriman kita hendaknya bertawaqal kepada-Nya dan tetap berikhtiar dan meminta perlindungan-Nya. Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar