Senin, Maret 16, 2009

Dieng Nasibmu Kini

Beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah tayangan di televisi yang menggambarkan bagaimana sedang terjadi perubahan besar-besaran terhadap penutupan lahan di daerah Dieng. Dengan semakin sulitnya keadaan ekonomi sekarang ini, membuat banyak penduduk lokal yang beralih haluan menjadi petani sayuran dan membuka lahan-lahan di sekitar bukit tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap pelestarian daerah itu sendiri. Bukit-bukit di sekitar Dieng yang dulu penuh sesak dengan rimbunnya pepohonan kini dipenuhi dengan lahan-lahan baru. Apabila ini terus berlanjut mungkin kita tidak akan bisa lagi melihat keindahan Dieng seperti yang kita kenal dulu.
Mengapa saya dapat berkata demikian, karena saya pribadi pernah merasakan kehangatan pelukan keindahan alam Dieng. Sewaktu saya masih tingkat satu saat berkuliah di Jurusan Geografi Universitas Indonesia, kita pernah mengadakan kuliah lapang di sana. Mungkin pada pelaksanaanya lebih merupakan sebuah karya wisata daripada tugas kuliah. Sebagai bagian dari mata kuliah Geologi, kita banyak berkunjung ke berbagai tempat wisata yang ada disana. Ada telaga warna, yang airnya dapat berubah warna karena kandungan kimia yang ada di dalamnya, lalu kita mengunjungi kawah-kawah yang masih aktif dan juga yang paling menakjubkan adalah sebuat bekas leher kawah yang kini telah mati dan terisi oleh air, yaitu sumur Jalatunda.
Sungguh suatu pengalama pribadi yang mengesankan yang saya dapatkan disana. Pada saat malam hari di tengah tebalnya kabut yang menutupi desa, kita semua bercengkerama bersama teman-teman senasib(iya lah, wong baru jadi junior eh tau-tau dateng senior ikutan KL).
Sungguh sangat disayangkan apabila tidak ada yang perduli terhadap nasib dari Dieng Plateu ini. Saya sangat mengharapkan agar ada penyuluha dari pemda setempat tentang bagaimana seharusnya masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian daerahnya, dan tetap dapat mengolah lahan untuk kegiatan ekonomi. Memang saat ini, menurut tayangan tersebut bisnis pariwisata di daerah tersebut semakin menurun sehingga hal ini menyebabkan banyak penduduk yang dulunya mengantungkan hidupnya pada sektor ini harus beralih menanam sayuran yang harganya sedang tinggi di pasaran.
We Together Can Save Our Future


Legendary Place

Banyak sekali cafe atau club yang sering mengundang band atau pemusik besar untuk bermain di tempatnya. Selain akan menambah citra dari tempat itu sendiri juga akan menambah ekslusifitas dari tempat tersebut. Sebagian besar dari kita mungkin sudah familian dengan Hard Rock Cafe, yang cabangnya sudah bertebaran di seluruh penjuru dunia ini. Sudah begitu banyak pemusik yang mengadakan konsernya di tempat ini. Selain karena tempatnya yang bertaraf internasional juga jaringannya yang sangat luas.
Namun ada satu tempat di New York yang boleh saya bilang sebagai tempat yang sangat melegenda bagi musik rock. Tempat itu adalah CBGB. Suatu band atau musisi akan mendapat tempat yang berbeda apabila telah bermain di tempat ini. Banyak band kelas atas yang pernah perform di tempat ini. Walaupun kapasitasnya tidaklah terlalu besar namun tempat ini selalu jadi magnet bagi banyak band di dunia. Seperti ada keinginan yang belum tercapai apabila belum pernah manggung di tempat ini. Banyak musisi kelas atas dunia rela untuk bermain disini walaupun tidak mendapat bayaran, karena di tempat ini sangat terasa kedekatan mereka dengan para penggemarnya, dimana hampir tidak ada batasan sama sekali. Korn salah satu grup yang pernah bermain di tempat tersebu. Kebetulan saya mempunyai rekaman DVD nya. Dengan di dukung sound yang baik, terasa bahwa band tersebut sangat menikmati bermain di tempat tersebut. Tapi sayang tempat ini sekarang sudah rata dengan tanah, karena kebijakan dari Pemerintah daerah, tempat ini akan dirubuhkan dan akan dialih fungsikan.

Minggu, Maret 15, 2009

Science and Crime

Di negara yang sudah maju seperti di Amerika, hukum mereka mengatakan bahwa semua warga negara adalah sama di mata hukum dan seseorang belum bersalah sebelum dinyatakan bersalah di depan sidang. Untuk dapat mendakwa seorang pelaku tindak kriminal, hamba hukum harus dapat memberikan bukti yang otentik yang harus didukung dengan ilmu pengetahuan, sehingga bukti tersebut dapat menjerat si pelaku. Kesalahan sekecil apapun terhadap barang bukti dapat mengakibatkan pelaku kriminal tersebut terlepas dari dakwaannya.
Semua dinamika ini dapat kita lihat dalam film seri CSI:Crime Scene Investigation. Film seri ini sungguh menarik sekali. Ada tiga macam dari seri CSI ini, yaitu CSI New York, CSI Las Vegas dan CSI Miami. Pada intinya ketiga seri ini menunjukkan kepada kita bagaimana cara polisi disana dalam memburu para pelaku tindak kejahatan dan menganalisa berbagai bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Dari ketiganya, yang paling saya gemari adalah CSI Miami. Seri ini sungguh sangat berbeda dengan yang lainnya. Di sini sangat terlihat ikatan yang sangat erat yang terbentuk diantara tokoh-tokohnya. Ada Lt. Horation Caine yang bertindak sebagai atasan yang selalu dapat memberikan jalan keluar terhadap berbagai masalah yang dihadapi teamnya. Lalu ada Eric Delko, detektif yang macho yang adiknya dinikahi oleh Horatio, lalu ada Caleigh Dusquene dan karakter lainnya. Dari segi alur cerita mungking ketiganya hampir sama, namun visual dari miami lebih solid dibanding yang lain. Karakter yang terbentuk sangat kuat dan dapat memberikan ikatan emosional yang kuat dengan pemirsa setianya.
Sungguh anda akan rugi kalau tidak menonton serial ini.

Minimnya Sinetron Bermutu di Televisi Kita

Sungguh miris rasanya kalau sudah masuk prime time di stasiun televisi kita, hampir semuanya menyiarkan sinetron yang ngak karuan ceritanya. Saya mungkin bukanlah orang yang ahli di bidang persinetronan, namun tidak butuh seorang pengamat televisi untuk mengatakan bahwa semua sinetron sekarang ini hanya menjual mimpi yang tidak bisa dibeli kalau kata bang Iwan. Semua dengan tema dasar yang hampir sama dimana seorang gadis malang yang selalu ditimpa masalah dan kemudian secara hampir mustahil terselamatkan oleh lelaki kaya raya, dimana pada saat mereka akan hidup bahagia selamanya timbul tokoh antagonis baru biar sinetronnya bisa diperpanjang. Gila rasanya kalo melihat perkembangan ini.
Kenapa bangsa kita ini kok makin kesini kok makin mundur ya. Mungkin seperti mengikuti pepatah "Mundur satu langkah untuk maju dua langkah". Tapi ini kok mundur doang ngak maju-maju.
Dulu kita pernah punya sinetron yang cukup bagus dan mampu menyedot banyak perhatian walaupun tidak bertemakan penuh cinta. Yang saya maksud adalah sinetron "Si Doel Anak Sekolahan". Sebenarnya saya menulis hal ini karena baru satu bulan belakangan ini, sinetron ini di re-run setiap pagi di salah satu tv swasta. Tema yang diambil tidaklah kacangan dan juga hasilnya dapat kita lihat, sinetron ini dapat berjaya bahkan sampai 5 season(ngak kayak sinetron siapa tuh? anaknya Mark Sungkar yang sekarang sudah masuh season keberapa gitu? tapi ngak jelas).
Dari serial ini banyak yang dapat kita ambil sebagai tauladan. Bagaimana perjuangan seorang anak untuk dapat membahagiakan seorang bapaknya yang telah berkorban menjual hartanya demi pendidikan anaknya. Bagaimana interaksi antar suku budaya yang ada di pinggiran kota kita ini. Benturan antara modernitas dengan penduduk yang sebagian besar bahkan tidak tamat sekolah dasar dan lainnya.
Selain itu serial ini juga banyak menghasilkan ikon baru di dunia pertelevisian seperti Sarah, Jaenab, Mandra, Pak Tile dll.
Disini dapat kita lihat bahwa sesuatu yang dibuat dengan jujur akan menghasilkan karya yang bermutu dan juga tidak lekang di makan zaman.

Cermin Kita

Anda semua mungkin pernah membaca lembergar(lembaran bergambar yang ada di harian Poskota). Di dalamnya kita menemui soerang tokoh kartun yang sering digambarkan oleh pelukisnya melakukan hal-hal yang mencerminkan perbuatan kita sehari-hari, yang kadang-kadang sungguh konyol. Seorang kartunis yang baik haruslah dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikannya seringan mungkin karena ya memang ini gambar kartun. Sekarang ini kita sungguh mendapatkan durian runtuh, karena sekarang ini kita dikenalkan dengan kartun yang menurut saya sunggu cerdas dan mengupas hal-hal yang sangat relevan dengan kejadian kita sekarang ini. Ialah Benny Rachmadi dan Muhammad Misrad, keduanya merupakan alumnus IKJ yang menciptakan kartun "Beni dan Mice". Mereka dengan cara yang sangat langsung dan lugas menggambarkan berbagai karakter yang ada di sekitar kita. Bagaimana tingkah laku kebanyakan orang-orang di ibu kota yang kita cintai ini. Mereka dapat dengan tajam melihat hal-hal yang dapat diangkat untuk dimasukkan ke dalam gambarnya.
Salut buat kalian berdua. Semoga akan ada karya-karya selanjutnya.
Support Your Local Comics Movement

Sabtu, Maret 14, 2009

MALCOLM X

Malcolm X dilahirkan dengan nama Malcolm Little pada 19 Mei 1925 di Omaha, Nebraska. Ibunya, Louis Norton Little adalah seorang ibu rumah tangga dengan 8 orang anak. Ayahnya Earl Little, adalah seorang pendeta kulit hitam dan pendukung utama pergerakan kaum kulit hitam yang dipimpin oleh Marcus Garvey. Keterlibatannya dengan organisasi ini membuatnya banyak mendapatkan ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan keluarganya. Hal ini menyebabkan Malcolm sekeluarga harus berpindah tempat dua kali sebelum ulang tahunnya yang ke 4. Pada tahun 1929 rumah di Michigan dibakar oleh seseorang yang tidak menyenangi ayahnya dan dua tahun kemudian jasad ayahnya, Earl ditemukan di tepi jalan di pinggir kota. Polisi mengatakan bahwa tidak ada kaitan antara kematian ayahnya dengan sentimen rasial, namun Malcolm dan keluarga meyakini bahwa semua itu adalah perbuatan dari organisasi yang disebut "White Supremacist". Dampak dari kejadian tersebut, Loise mengalami gangguan kejiwaan akibat kehilangan besar itu, hal ini menyebabkan anak-anaknya harus berpindah dari satu panti ke panti asuhan lainnya.
Malcolm adalah seoranga siswa yang cerdas dan tekun dan termasuk rangking teratas di kelasnya. Akan tetapi setelah pernyataan dari seorang guru favoritnya yang menyatakan bahwa cita-citanya untuk menjadi pengacara sebagai"no realistic goal for nigger", membuat dirinya kehilangan minat pada dunia pendidikan dan memutuskan untuk meninggalkan sekolah. Sejak saat itu dia bekerja serabutan di Boston, Massachussets dan kemudian pindah ke Harlem,New York dimana dia mulain mengenal dunia kriminal.
Setelah kembali ke Boston bersama sahabatnya Malcolm "shorty" Jarvis, mereka tertangkap oleh pihak berwajib atas usaha perampokan pada tahun 1946 dan harus menjalani hukuman selama 7 tahun. Selama di dalam penjara ini, Malcolm kembali giat menekuni dunia pendidikan yang pernah ditinggalkannya. Dalam masa itulah perkenalannya dengan organisasi Islam yang dikenalkan oleh adiknya Reginald pada saat mengunjunginya di tahanan. Setelah mendapat pembebasan bersyarat pada tahun 1952, Malcolm menjadi pengikut pemimpin pergerakan Islam di Amerika, Elijah Muhammad. Dia menyatakan diri masuk Islam dan mengganti nama akhirnya dengan "X", karena dia mengatakan bahwa nama "little"adalah nama budaknya.
Karena kejeniusan dan kharismanya, dia sangat cepat mendapat tempat dalam organisasi tersebut. Pada tahun itu juga dia diangkat sebagai wakil dan juru bicara bagi Nation of Islam. Dia sendiri ditunjuk oleh Elijah untuk mendirikan mesjid di Detroit, Michigan dan di Harlem, New York. Malcolm sangat cerdik, dia menggunakan semua fasilitas yang ada baik itu melalui media korang, radio maupun televisi untuk berhubunga dengan pengikutnya dan menyampaikan ide-idenya. Karena kharismanya tersebut membuat pengikut Nation of Islam bertambah pesat dari hanya 500 orang pada tahun 1953 menjadi 30.000 pada tahun 1963.
Daya tariknya ini membuat banyak pihak tertarik kepadanya. Pada tahun 1959 dia diundang untuk tampil dalam acara Mike Wallace yang mengakibatkan hubungannya dengan sang mentor Elijah Muhammad memburuk.
Isu rasis yang semakin berkembang di tahun 1960 tidak hanya mengundan perhatian dari media dan masyarakat namun juga dari pemerintah. Dengan semakin meningkatnya pengikut dari Nation of Islam membuat FBI khawatir dan mulai menyusupkan agen-agen untuk meyamar dan menyusup ke dalam organisasi tersebut.
Hubungannya yang telah renggang dengan Elijah setelah peristiwa tahun 1959 semakin memburuk ketika Malcolm mengetahui bahwa sang mentor mempunyai 6 orang simpanan, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan keyakinannya selama ini. Puncaknya pada tahun 1963 ketika Malcolm banyak mendapat kritikan karena ucapannya setelah pembunuhan terhadap John F Kennedy dimana dia mengatakan,"(Kennedy) never foresaw that the chickens would come home to roost to soon". Elijah membatasi geraknya selama 90 hari karena alasan itu, walaupun Malcolm yakin alasan bukan karena peryataannya itu, tapi karena ketida setujuannya untuk tutup mulut terhadap perbuatan poligami yang dilakukan Elijah. Pada Maret 1964, Malcolm meyatakan dirinya keluar dari Nation of Islam dan mendirikan Muslim Mosque Inc.
Kemudian pada tahun itu juga dia menunaikan ibadah haji ke Mekkah, dimana setelah kepulangannya dari Saudi Arabia dia menyatakan bahwa dia membawa misi bagi seluruh umat manusia. Setelah keluarnya dia dari Nation of Islam, hubungannya dengan organisasi tersebut semakin memburuk. Malcolm mulai sering mendapat ancaman pembunuhan. Setelah beberapa percobaan yang gagal, kemanapun dia pergi untuk berbicara dia mulai menggunakan pengawal. Pada 14 February 1965 rumah yang dihuni olehnya beserta istrinya Betty dan keempat anak perempuannya di Elmhurst, New York di bom namun tidak ada korban jiwa.
Saat menjadi pembicara di Manhattan's Audubon Ballroom, pada 21 February 1965, tiga orang bersenjata naik ke panggung dan menembakya sebanyak 15 kali dalam jarak sangat dekat. Malcolm dinyatakan meninggal saat kedatannya dalam perjalanan menuju New York's Columbia Presbyterian Hospital. 15. 000 orang menghadiri pemakamannya di Harlem, pada 27 Februari 1965. Malcolm dimakamkan di Ferncliff Cemetery di Hartsdale, New York.

Jumat, Maret 13, 2009

Final Destination


Banyak sekali lokasi di dunia ini yang ingin saya kunjungi. Melakukan perjalanan keliling dunia, menyinggahi tempat-tempat eksotis di pelosok bumi ini sungguh suatu impian yang akan terus membuat kita merasa hidup. Salah satu tempat yang ingin sekali saya kunjungi adalah IBIZA. Dalam angan-angan saya Ibiza adalah surga bagi mereka yang mencintai hidup, tiada hari tanpa tawa dan suka cita(asal cukup perbekalan tentunya...uang terutama...he..he..he..). Mengapa Ibiza?
Mungking karena belakangan ini saya lebih membuka diri terhadap genre musik elektronik, terutama dance music. Hal ini tidak lepas akibat kedekatan saya dengan salah satu rekan bertualang di LOCKER, yang kalau boleh saya bilang sekarang ini adalah "One Of The Rising Star DJ in Jakarta Dance Scene",(jangan ge er Deq). Dialah yang membuka wawasan musik baru buat saya, sehingga tidak tabu lagi bagi saya untuk mendegarkan biak itu House, Trance, Techno atau apapun itu alirannya(We've to keep our mind open dude).
Bagi sebagian atau bahkan bagi seluruh clubber, tentunya Ibiza adalah surga bagi mereka, karena di tempat itu terutama di musim panas yang merupakan peak season, tidak ada hari tanpa pesta dan musik. Kemeriahan akan berlangsung 24 jam non stop. Semua ini tentunya didukung denga banyaknya klub-klub dan cafe yang bertebaran disana terutama di Ibiza Town. Banyak sekali club ternama disini, Privilege yang merupakan klub terbesar di dunia, Space dengan after partynya, Pacha, Eden dan DC 10. Klub-klub ini menjadi episentrum bagi pergerakan musik elektronik dunia. Boleh dibilang semua DJ papan atas pernah bermain di klub-klub di Ibiza.
Selain klub-klub tersebut ada juga satu cafe yang sudah mendunia dengan pemandangan Sunsetnya yang sangat indah, yaitu Cafe Del Mar.
Ibiza hanyalah pulau kecil dengan luas 572 Km2 dan berpenduduk 111.107 jiwa. Bahasa resminya adalah bahasa Catalan, namun tentunya bahasa Spanyol juga banyak digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Untuk menuju kesana dapat denga menggunakan penerbangan dari Barcelona, Madrid, Valencia atau Alicante. Bisa juga dengan menggunakan fery dari Barcelona, Valencia atau Alicante.
Selain tentunya pantainya yang indah, di sini pun dapat kita temu berbagai lokasi menarik. Banyak tempat menarik, seperti peninggalan dari berbagai kebudayaan yang pernah menduduki pulau ini.
Ini beberapa tempat yang merupakan pusat dari semua kegiatan pariwisata di sana:
Santa Euralia del Rio, yang merupakan tempat yang lebih diperuntukkan untuk wisata keluarga, dilengkapi dengan resort mewah dan penginapan yang mempunyai pemandangan yang sangat indah.
Sant Antonio de Portamany, tempat inilah yang menjadi pusat kehidupan malam di pulau ini, kebanyakan klub-klub tersebut berada di kawasan ini, yang merupakan desa nelayan yang langsung berseberangan dengan pulau Margarida.
Dan Ibiza Town, yang menjadi pusat kota dari pulau ini.
Akhir kata, jangan bilang anda adalah 24 Hours party people kalau belum pernah menggoyangkan badan anda di tepi pantai semalam suntuk dengan Lisergic di langit-langit dan serangan badai serotonin yang mendera tiada henti karena dipacu oleh dentuman suara musik yang keluar dari sound system yang memainkan lagu "Born Slippy" nya Underworld...HACEP SOB...