Sabtu, Maret 14, 2009

MALCOLM X

Malcolm X dilahirkan dengan nama Malcolm Little pada 19 Mei 1925 di Omaha, Nebraska. Ibunya, Louis Norton Little adalah seorang ibu rumah tangga dengan 8 orang anak. Ayahnya Earl Little, adalah seorang pendeta kulit hitam dan pendukung utama pergerakan kaum kulit hitam yang dipimpin oleh Marcus Garvey. Keterlibatannya dengan organisasi ini membuatnya banyak mendapatkan ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan keluarganya. Hal ini menyebabkan Malcolm sekeluarga harus berpindah tempat dua kali sebelum ulang tahunnya yang ke 4. Pada tahun 1929 rumah di Michigan dibakar oleh seseorang yang tidak menyenangi ayahnya dan dua tahun kemudian jasad ayahnya, Earl ditemukan di tepi jalan di pinggir kota. Polisi mengatakan bahwa tidak ada kaitan antara kematian ayahnya dengan sentimen rasial, namun Malcolm dan keluarga meyakini bahwa semua itu adalah perbuatan dari organisasi yang disebut "White Supremacist". Dampak dari kejadian tersebut, Loise mengalami gangguan kejiwaan akibat kehilangan besar itu, hal ini menyebabkan anak-anaknya harus berpindah dari satu panti ke panti asuhan lainnya.
Malcolm adalah seoranga siswa yang cerdas dan tekun dan termasuk rangking teratas di kelasnya. Akan tetapi setelah pernyataan dari seorang guru favoritnya yang menyatakan bahwa cita-citanya untuk menjadi pengacara sebagai"no realistic goal for nigger", membuat dirinya kehilangan minat pada dunia pendidikan dan memutuskan untuk meninggalkan sekolah. Sejak saat itu dia bekerja serabutan di Boston, Massachussets dan kemudian pindah ke Harlem,New York dimana dia mulain mengenal dunia kriminal.
Setelah kembali ke Boston bersama sahabatnya Malcolm "shorty" Jarvis, mereka tertangkap oleh pihak berwajib atas usaha perampokan pada tahun 1946 dan harus menjalani hukuman selama 7 tahun. Selama di dalam penjara ini, Malcolm kembali giat menekuni dunia pendidikan yang pernah ditinggalkannya. Dalam masa itulah perkenalannya dengan organisasi Islam yang dikenalkan oleh adiknya Reginald pada saat mengunjunginya di tahanan. Setelah mendapat pembebasan bersyarat pada tahun 1952, Malcolm menjadi pengikut pemimpin pergerakan Islam di Amerika, Elijah Muhammad. Dia menyatakan diri masuk Islam dan mengganti nama akhirnya dengan "X", karena dia mengatakan bahwa nama "little"adalah nama budaknya.
Karena kejeniusan dan kharismanya, dia sangat cepat mendapat tempat dalam organisasi tersebut. Pada tahun itu juga dia diangkat sebagai wakil dan juru bicara bagi Nation of Islam. Dia sendiri ditunjuk oleh Elijah untuk mendirikan mesjid di Detroit, Michigan dan di Harlem, New York. Malcolm sangat cerdik, dia menggunakan semua fasilitas yang ada baik itu melalui media korang, radio maupun televisi untuk berhubunga dengan pengikutnya dan menyampaikan ide-idenya. Karena kharismanya tersebut membuat pengikut Nation of Islam bertambah pesat dari hanya 500 orang pada tahun 1953 menjadi 30.000 pada tahun 1963.
Daya tariknya ini membuat banyak pihak tertarik kepadanya. Pada tahun 1959 dia diundang untuk tampil dalam acara Mike Wallace yang mengakibatkan hubungannya dengan sang mentor Elijah Muhammad memburuk.
Isu rasis yang semakin berkembang di tahun 1960 tidak hanya mengundan perhatian dari media dan masyarakat namun juga dari pemerintah. Dengan semakin meningkatnya pengikut dari Nation of Islam membuat FBI khawatir dan mulai menyusupkan agen-agen untuk meyamar dan menyusup ke dalam organisasi tersebut.
Hubungannya yang telah renggang dengan Elijah setelah peristiwa tahun 1959 semakin memburuk ketika Malcolm mengetahui bahwa sang mentor mempunyai 6 orang simpanan, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan keyakinannya selama ini. Puncaknya pada tahun 1963 ketika Malcolm banyak mendapat kritikan karena ucapannya setelah pembunuhan terhadap John F Kennedy dimana dia mengatakan,"(Kennedy) never foresaw that the chickens would come home to roost to soon". Elijah membatasi geraknya selama 90 hari karena alasan itu, walaupun Malcolm yakin alasan bukan karena peryataannya itu, tapi karena ketida setujuannya untuk tutup mulut terhadap perbuatan poligami yang dilakukan Elijah. Pada Maret 1964, Malcolm meyatakan dirinya keluar dari Nation of Islam dan mendirikan Muslim Mosque Inc.
Kemudian pada tahun itu juga dia menunaikan ibadah haji ke Mekkah, dimana setelah kepulangannya dari Saudi Arabia dia menyatakan bahwa dia membawa misi bagi seluruh umat manusia. Setelah keluarnya dia dari Nation of Islam, hubungannya dengan organisasi tersebut semakin memburuk. Malcolm mulai sering mendapat ancaman pembunuhan. Setelah beberapa percobaan yang gagal, kemanapun dia pergi untuk berbicara dia mulai menggunakan pengawal. Pada 14 February 1965 rumah yang dihuni olehnya beserta istrinya Betty dan keempat anak perempuannya di Elmhurst, New York di bom namun tidak ada korban jiwa.
Saat menjadi pembicara di Manhattan's Audubon Ballroom, pada 21 February 1965, tiga orang bersenjata naik ke panggung dan menembakya sebanyak 15 kali dalam jarak sangat dekat. Malcolm dinyatakan meninggal saat kedatannya dalam perjalanan menuju New York's Columbia Presbyterian Hospital. 15. 000 orang menghadiri pemakamannya di Harlem, pada 27 Februari 1965. Malcolm dimakamkan di Ferncliff Cemetery di Hartsdale, New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar