Rabu, Maret 25, 2009

Kisruh DPT dan PEMILU semakin dekat

Pemilu legislatif sudah semakin dekat. Pemilu adalah pesta demokrasi 5 tahunan yang seharusnya berlandaskan atas azas luber dan jurdil. Pemilu adalah sarana bagi kita untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen. Bila kita lihat secara seksama dalam pelaksanaan pemilu ini ada beberapa hal pokok yang merupakan dasar bagi keberhasilan terlaksananya acara ini. Definisi dari pemilu secara umum adalah sebagai sarana atau fasilitator bagi kita untuk memilih wakil kita untuk duduk di badan legislatif, melihat definisi diatas dapat dilihat bahwa pemilu itu terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu :
1. Pemilih, yaitu seluruh rakyat Indonesia yang telah memenuhi syarat.
2. Pemilu itu sendiri, yang mana akan dilaksanakan pada 9 April nanti.
3. Para Calon Legisalatif yang akan kita pilih.
Kalau melihat berita yang beredar belakangan ini, yang menyatakan bahwa adanya manipulasi daftar pemilih tetap(DPT), bagaimana pemilu yang akan datang ini akan berhasil dan sukses. KPU yang bertanggung jawab atas hal ini tampak sering memberi pernyataan yang simpang siur, yang justru hal ini membuat suasana semakin tidak kondusif bagi terlaksananya pemilu yang luber dan jurdil.
Pemilih adalah elemen yang paling mendasar dari pemilu, jadi bagaimana mungkin hal seperti ini hanya dianggap sebagai masalah kecil. Hendaknya masalah ini mendapat perhatian khusus dari KPU sebagai pelaksana pemilu. Validitas dari data pemilih tetap yang dikeluarkan oleh KPU hendaknya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Saya khawatir hal inilah yang justru nantinya menjadi pemicu terjadinya kerusuhan di negara yang kita cintai ini. Saat ini memang belum diketahui siapa atau partai apa yang mendapatkan keuntungan dari masalah manipulasi DPT ini, namun nanti apabila setelah hasil penghitungan pemilu dikeluarkan dan ada pihak-pihak yang tidak puas dan mencoba memancing di air keruh atas situasi ini, kita semua bisa bayangkan apa yang terjadi nantinya.
Kalau menurut saya hal ini haruslah dibenahi dulu oleh KPU, karena hal ini dapat memicu konflik setelah pemilu. Berdasarkan berita yang beredar belakangan ini yang menyalahkan program komputer yang dipergunakan oleh KPU dalam penentuan DPT ini, ya mengapa tidak diganti saja dengan software yang lebih baik dan lebih teruji validitasnya.
Kita adalah bangsa yang besar namun kalau melihat sejarah kita adalah juga bangsa yang sangat gampang dipecah belah. Janganlah karena kepentingan segelintir orang yang ingin mendapat keuntungan negar kita ini kembali porak poranda.
Sebagai WNI yang baik saya hanya bisa berharap semoga pemilu mendatang dapat terlaksana dengan baik dan sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar