Senin, Maret 09, 2009

Aku dan Mandalawangi





Buat saya Pangrango bukan sekedar gunung biasa. Pangrango adalah gunung pertama yang saya daki dan sejak pendakian itu saya jatuh cinta kepada Pangrango. Bukan sok pencinta alam nih, tapi ada kenikmatan yang tidak bisa saya ungkapakan kepada siapapun pada saat saya menginjakkan kaki di Mandalawangi. Banyak kenangan yang tidak akan terlupakan dalam perjalanan mendaki gunung ini. Buat Herman Lantang atapun Norman Edwin mungkin pendakian ke puncak pangrango bisa dilakukan dalam hitungan jam, bahkan kalau mereka sedang memasak dan kehabisan minyak tanah mereka akan dengan sigapnya berlari dan berkata, "gua kebawah dulu ya, beli minyak tanah". Namun buat saya justru memberi arti lebih apabila semua itu kita lakukan dengan penuh perasaan baik itu perasaan jengkel, marah, capek, bahagia, sedih, semua campur aduk jadi satu dalam perjalanan yang menghabiskan waktu lebih dari 1 hari. Pertama kali saya mendaki Pangrango, saya melalui jalur Lido, 1 blat peta itu perjalanannya. Terima kasih Pangrango, terima kasih Mandalawangi, kau telah memberi arti baru mengenai hidup, bahwa hidup itu memang harus melalui perjuangan dan walaupun perjalanan itu memang terjal namun kita harus yakin bahwa di atas sana akan ada kebahagiaan yang menunggu kita semua.

1 komentar: