Minggu, Juni 07, 2009

Mengenang Nenek Tercinta

Hari ini sebenarnya belum pas 40 harian ibu(ini merupakan panggilan buat nenek kami, karena semua mengikuti dari orang tuanya masing-masing), namun mengingat agar pelaksanaannya dapat dihadiri oleh semua keluarga maka diadakan hari ini, yaitu hari minggu yang notabene semuanya pasti bisa datang untuk menghadiri acara ini. Sebenarnya acara ini diadakan oleh mama saya agar tetap terjadi kerukunan diantara mereka kakak-beradik, agar walaupun nenek telah tiada namun ikatan kekeluargaan itu tetap ada dan terjaga dengan baik. Namun apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini sungguh diluar dugaan saya sebagai cucu, karena selama ini saya menganggap bahwa keluarga saya tidak mungkin mengalami kejadian seperti di sinetron dimana setelah ditinggal orang tua, mereka yang ditinggalkan saling terpecah belah. Sungguh diluar dugaan saya bahwa ada satu orang adik mama saya yang tega untuk membohongi semua saudaranya hanya untuk sejumlah uang. Hal ini sungguh-sungguh memalukan dan tampaknya membuat mama saya agak tertekan melihat kelakuan adiknya itu. Berdasarkan saksi dan bukti yang ada semuanya menuju kepada beliau namun sampai detik ini dia masih bersikeras bahwa bukan dia yang memegangnya. Nah hal inilah yang saya tanyakan kepada mama saya, bagaimanakah sebenarnya karakter beliau, apakah memang orang yang gampang berbohong atau sebenarnya orangnya baik namun mendapat pengaruh dari pihak lain. Jawaban yang diberikan oleh mama sungguh tidak bisa saya terima. Mama menyatakan dengan tegas bahwa adiknya itu tidak mungkin melakukan hal itu apabila tidak dipengaruhi oleh pihak lainnya. Namun buat saya individu itu mempunyai ketegasan hati, jadi walaupun adanya tekanan dari pihak lain namun apabila dasarnya dia merupakan orang yang baik, bagaimanapun tekanan itu tidak akan mempengaruhi tindakan yang akan dia lakukan. Menurut saya beliau telah mengalami perubahan sudut pandang terhadap apa itu yang disebut kejujuran, dan menurut saya beliau menganggap apa yang dilakukannya adalah kompensasi setelah selama ini mengurus orang tuanya(sungguh suatul alasan yang sangat bodoh untuk seseorang yang sudah hidup di dunia ini lebih dari 50 tahun).
Semoga peringatan 40 harian ibunda/nenek kita tercinta Hj. Rahma Halim dapat memberikan point of view yang baru terhadap apa itu yang disebut sanak saudara. Semoga hari ini dapat memberikan kesadaran kepada setiap orang yang hadir bahwa kehidupan kita di dunia ini adalah sementara.
LIVE TOGETHER DIE ALONE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar