Jumat, Juni 19, 2009

Tingkah Polah Calon Presiden Kita

Semalam untuk pertama kalinya diadakan debat calon presiden yang disiarkan secara langsung oleh beberapa televisi swasta. Saya menghargai usaha komisi pemilihan umum ini dalam rangka usaha mereka untuk lebih meningkatkan apresiasi pemilih kita dalam pemilu presiden kita. Dengan adanya debat calon presiden ini diharapkan para pemilih dapat lebih tahu visi dan misi dari mereka yang akan memimpin kita 5 tahun ke depan. Ada beberapa catatan kecil yang sangat ingin sekali saya komentari dari debat capres semalam ini. Terus terang saya melihat acara ini hanya 15 menit pertama, karena setelah para capres tersebut mulai menceritakan misi dan visinya saya langusung pergi bukan karena tidak suka atau tidak percaya kepada mereka tapi karena kebetulan saya ada urusan lain yang lebih penting, yaitu nengokin teman yang sedang sakit.
Kembali ke debat capres semalam, ada satu hal yang sangat saya sayangkan yaitu moderator yang dipilih oleh KPU. Sebenarnya saya bukanlah seseorang yang terlalu mempermasalahkan keyakinan ataupun agama seseorang, namun pemilihan anis baswedan sebagai moderator adalah suatu hal yang sangat tidak tepat, bukan karena latar belakang akademisinya yang katanya doktoral dalam 3 bidang terutama ekonomi dan governence akan tetapi keberpihakan anis yang sangat jelas terbaca terhadap partai yang berkuasa sekarang ini, dan juga latar belakang sebagai rektor paramadhina yang katanya sih sumbangan dari orang yahudi.
Nah satu lagi yang sangat menggelitik mulut atau tangan saya untuk mengomentari acara semalam adalah tingkah polah para capres kita. Sebenarnya hanya satu calon saja yang akan saya komentari tapi nanti saya dibilang pilih kasih kok calon pilihannya tidak dikomentari. OK, saya akan fair untuk masalah ini. Untuk Ibu Megawati saya hanya akan mengomentari satu hal, yaitu bahwa masih saja adanya kesombongan yang tersisa dan seorang bekas presiden yang dikalahkan oleh pembantunya SBY yang akhirnya menjegal dia pada pilpres langsung 2004. Sebagai seorang negarawan hendaknya Megawati harulah legowo dan tetap menghargai dia sebagai pesaing dalam usahnya menjadi RI 1. Dengan terus bersikap bermusuhan dengan SBY justru hal ini akan mengurangi simpati masyarakat terhadap dirinya. Saya rasa cukup untuk calon kita yang satu ini(pilih satu coy).
Nah yang saya sangat ingin komentari adalah pada saat moderator memanggil calon nomor dua, kita semua dapat melihat bahwa SBY membawa setumpuk kertas putih yang tidak tahu ada isinya atau hanya kertas kosong saja. Lain dengan dua calon lainnya yang boleh dibilang hanya lenggang kangkung saja, walaupun akan berdebat nantinya. Sungguh suatu hal yang bagi saya sangatlah tidak pantas bagi seorang calon presiden untuk membawa bekal sedemikian banyaknya hanya untuk debat yang paling lamanya hanya satu jam. Memang kalau mau berperang lebih baik apabila kita siapkan dulu amunisi kita. Namun apa yang dilakukan oleh SBY terlalu berlebihan, adalah bukan kapasitas seorang presiden untuk menunjukkan kepada kita angka-angka ataupun bukti empiris akan keberhasilannya selama ini, yang kita butuhkan adalah bahwa mereka itu dapat meyakinkan kita bahwa mereka benar-benar akan melaksanakan apa yang mereka janjikan untuk mensejahterakan rakyat. Boleh dibilang ini adalah blunder SBY yang kesekian kalinya. Seorang presiden dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat akan suatu masalah bangsa dan juga mempengaruhi hajat hidup orang banyak dan bukan dengan menganalisa satu demi satu angka-angka ataupun hasil survey atas masalah tersebut untuk dipikirkan sendiri.
Terakhir yang perlu saya komentari adalah mengenai team sukses para tiap calon presiden. Di Metro TV sebelum para capres mengungkapkan visi dan misinya, Najwa Sihab mencoba menggali bagaimana ataupun pandangan masing-masing ketua team sukses tiap capres. Namun ada satu yang bagi saya cukup membuat hati miris bahwa orang yang katanya berpendidikan dan banyak dihargai orang tapi bertindak bak anak kecil yang membabi buta membela temannya yang gendut yang selalu membelikan jajan padanya kalau istirahat. Dengan kumis yang tebal dan aksen yang saya tidak tahu dibuat-buat atau tidak andi malarangeng tampak sekali melarang kontestan lain untuk mengakui keberhasilan pemerintahan selama ini. Jadi bagi dirinya apa yang terjadi dan diraih selama ini adalah mutlak milik SBY dan partai demokrat. Hey pak wong yang namanya pemerintahan itu terdiri dari UU, Pemerintah dan Rakya, jadi ya bukan situ saja yang berjasa.
Kembali saya mengingatkan kepada rekan semua, daripada muntah melihat acara tv akhir-akhir ini, lebih baik tentukan pilihan anda saat ini dan tunggu nanti tanggal 8 juli untuk memilih siapa yang anda anggap pantas memimpin negara yang kita cintain ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar