Selasa, Juli 14, 2009

Geliat Parpol Setelah Pilpres

Pemilu presiden telah selesai dengan sementara ini demokrat dan SBY sebagai pemenangnya. Terlepas dari masih amburadulnya pelaksanaan pilpres kemarin sudah saatnya bagi partai politik untuk menentukan sikap selanjtnya. PDIP bersama Megawati tampaknya jelas akan mengambil posisi sebagai partai oposisi sebagai penyeimbang partai yang berkuasa sekarang. Yang perlu dicermati adalah kemanakan Golkar akan berlabuh. Hal inilah yang hangat menjadi pembicaraan belakangan ini. Apa yang telah dilakukan JK adalah tindakan seorang kesatria dan kita semua pantas untuk memberikan salute atas sikap dan tindakannya. Namun yang sungguh disayangkan adalah sikap sebagian elite golkar yang tampaknya hanya mementingkan kepentingan dirinya dibandingkan nama besar partai. Saya bukanlah pendukung golkar namun sungguh sangat disayangkan melihat sikap dan tindakan sebagian elitenya yang jelas menunjukkan sikap oportunis. Sebagai partai besar atau setidaknya pernah besar apa yang sekarang ditunjukkan oleh golkar sungguh tidak memberi pelajaran politik yang baik kepada masyarakat.
Dengan mengambil sikap sebagai oposisi bukan berarti kita harus berlawanan dengan partai yang berkuasa. Justru dengan menjadi oposisi golkar akan semakin berperan demi menjaga agar pembangunan 5 tahun kedepan lebih terjaga. Dengan merapat ke partai berkuasa yang tanpa masuknya golkar sudah memiliki mayoritas suara lebih dari 60 persen apa yang bisa ditawarkan oleh golkar sekarang. Justru mereka harus konsolidasi kesalam dan berkoordinasi agar 5 tahun mendatang bisa lebih solid. Bila mereka sekarang ini benar-benar merapat ke demokrat bisa-bisa nanti tahun 2014 golkar hanya tinggal menjadi partai penggembira, karena dengan hanya menempatkan kadernya di posisi mentri yang tidak terlalu signifikan apa yang bisa merela lakukan agar terlihat berperan dalan pembangunan 5 tahun ke depan.
Politik memang sesuatu yang tidak bisa diprediksi dengan tepat, namun apapun yang terjadi semoga mereka yang diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin bangsa ini tidak melupakan janji-janjinya dan hendaknya tidak ada itu bagi-bagi posisi mentri hanya karena balas budi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar