Rabu, November 11, 2009

Berkurangnya Budaya Baca

Saya masih ingat dulu bagaimana senangnya hati saya melihat buku yang baru saja dibelikan oleh orang tua saya sepulang mereka bekerja dari kantor. Sampai sekarang saya masih menyimpan koleksi buku-buku saya. Majalah mulai dari Bobo pada saat saya masih di SD dan kemudian menanjak ke majalah HAI pada saat remaja. Boleh dibilang pada zaman dulu pilihan yang ada masih minim. Kesenangan membaca ini dimulai dengan seringgnya saya dibelikan buku bergambar seperti Tin Tin, Lucky Luke dan semacamnya. Menjelang remaja saya mulai menggemari novel-novel remaja seperti Lima Sekawan, Trio Detektif dan lainnya. Hobi membaca ini menular ke adik saya, ini bisa dilihat dari koleksi komik Tiger Wongnya yang menghiasi perpustakaan pribadi saya.
Melihat contoh ini bisa dibilang budaya membaca itu haruslah dimulai sejak kita masih kecil. Walaupun pertama-tama hanya berupa gambar-gambar, namun ketertarikan untuk membaca akan berkembang seiring kemampuan pemahaman seseorang. Sungguh miris bila kita melihat bagaimana sekarang budaya membaca sudah mulai tersingkir dan generasi sekarang lebih tertarik kepada game ataupun televisi. Game bukanlah hal yang tabu ataupun negatif dalam perkembangan anak. Pada masa saya kecil dulupun saya punya yang namanya Atari, Nintendo ataupun Sega, tetapi alat-alat elektronik itu hanya merupakan alternatif bukan merupakan sesuatu yang addict ataupun membawa pengaruh negatif. Kotak kecil yang bernama televisi memang sudah merubah paradigma masyarakat kita. Apalagi sekarang dengan adanya internet, sungguh suatu lompatan yang besar dalam budaya masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya. Internet telah memberi kita semua informasi yang kita butuhkan tanpa ada sekat ataupun batasan.
Memang bagus bila kita melihat bagaimana generasi sekarang mampu beradaptasi selaras dengan perkembangan teknologi. Namun bila dengan hal tersebut, keinginan untuk membaca menjadi berkurang sangat disayangkan. Buku adalah jendela ilmu, hal ini sudah merupakan hal yang tidak bisa diganggugugat. Dengan membaca maka pengetahuan kitapun akan bertambah. Mungkin apa yang saya ungkapkan ini masih bersifat normatif dan belum lebih spesifik memberikan arti pentingya membaca dalam perkembangan diri seseorang. Namun bila kita tidak memberikan perhatian yang lebih terhadap kegemaran anak kita akan membaca tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa dan kecerdasannya.
Dengan semakin majunya teknologi dan semakin banyaknya pilihan, harusnya budaya membaca itu semakin berkembang, namun kenyataannya semua itu berbanding terbalik. Justru dengan semakin banyaknya pilihan malah membuat konsumen menjadi bingung untuk menentukan pilihan bacaan yang tepat. Untuk menyelesaikan studi kita sampai perguruan tinggi, maka budaya membaca itu masih dan terus kita perlukan dan bahkan kalau perlu sampai akhir hayatpun, budaya membaca ini jangan hilang dari diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar