Rabu, November 11, 2009

Musim Hujan = Banjir

Memasuki bulan November tahun ini para penduduk Jakarta yang tinggal di bantaran sungai sudah mulai merpersiapkan diri untuk kedatangan tamu tahunan yang selalu setia datang mengunjungi mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa banjir itu walaupun kiriman akan tetapi sudah menjadi hal yang biasa bagi sebagian orang. Bahkan di daerah sekitar pelabuhan Muara Karang, banjir sudah menjadi makanan sehari-hari,karena banjir yang terjadi di daerah mereka bukan disebabkan oleh adanya kiriman dari Bogor akan tetapi karena adanya pasang surut air laut.
Fauzi Wibowo dalam kampanyenya mengatakan bahwa banjir merupakan target utama yang harus dibenahi dalam masa kepemimpinannya. Memang sekarang ini pengerjaan Banjir Kanal Timur yang sebelumnya tersendat sudah mulai dilaksanakan lagi. Akan tetapi pembuatan BKT dan BKB ini bukan menjadi jalan keluar satu-satunya untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta. Sebenarnya banjir yang terjadi di Jakarta lebih disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat yang tinggal di DAS tersebut dan juga tidak bekerjanya saluran drainase yang mengalirkan air buangan ke sungai. Kesadaran masyarakt yang masih rendah yang masih saja membuang sampah ke sungai merupakan faktor utama yang membuat sungai menjadi terhambat alirannya. Bisa dilihat di pintu air Matraman bagaimana sampah yang terperangkap di pagar besi itu hampir menutupi pagar tersebut. Selain sampah yang sudah tidak terkendali, pendangkalan sungai juga terjadi hampir merata di sepanjang Kali Ciliwung yang merupakan sungai terbesar yang mengaliri kota Jakarta. Pengerukan dasar sungai hendaknya juga menjadi prioritas bagi Pemkot Jakarta. Dengan pengerukan ini diharapkan debit air bisa lebih tinggi sehingga alirannya bisa lebih lancar.
Drainase yang ada diseluruh penjuru kota juga perlu diperbaiki. Kita bisa melihat bagaimana gorong-gorong atau saluran yang ada di pinggir jalan hanya menjadi tempat sampah besar dibanding sebagai saluran air. Ini hendaknya menjadi perhatian juga bagi pemkot Jakarta. Pengerjaan saluran drainase ini yang dilakukan oleh PU sering dalam pengerjaannya tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan. Bagaimana kita bisa mengharapkan air itu akan mengalir bila kemiringan saluran tersebut ataupun pengerjaan saluran tersebut tidak benar.
Masalah banjir ini memang bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama. Dimulai dari unit terkecil yaitu diri sendiri dengan membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembaarangan ke kali ataupun sungai. Lalu ke unit yang lebih besar, keluarga dan seterusnya. Semua itu harus dimulai dari diri kita sendiri, seperti yang diungkapakan Michael Jackson dalam salah satu lagunya, "Man in the mirror". Semoga saja tahun ini tidak lagi terjadi banjir di kawasan Sudirman yang merupakan daerah utama atau boleh dibilang daerah elite di Jakarta. Bagaimana kita bisa mengharapkan bahwa tidak akan terjadi banjir di wilayah lain bila CBD utama Jakarta saja tidak bebas banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar