Minggu, November 08, 2009

Empati Tanpa Esensi

Banyak dukungan yang diberikan kepada Bibit dan Candra Hamzah. Tidak hanya melalui demonstrasi dan unjuk rasa namun juga dukungan dari dunia maya. Hal ini terbukti dengan dukungan dari para Facebookers yang mencapai melebihi 1 juta orang. Memang dukungan ini sangat berarti karena ini menunjukkan bagaimana sebenarnya pandangan masyarakat terhadap kasus ini. Namun ada satu yang sangat disayangkan apabila dukungan itu diberikan tanpa ada pengertian yang jelas terhadap kasus tersebut. Bisa dilihat bahwa dukungan dari dunia maya ini hanya bersifat ikut-ikutan. Mengapa saya bilang ikut-ikutan, karena bila melihat mayoritas dari para pengguna facebook tersebut yang notabene hanyalah mereka yang sebenarnya sangat sedikit ketertarikannya pada dunia politik ataupun dunia hukum. Kebanyakan dari mereka hanya ikutan mendukung tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dan juga tidak mengikuti apa yang sedang terjadi mengenai kausus ini.
Bila dukungan seperti ini yang digadang-gadangkan oleh banyak media, sangat disayangkan apabila tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa melalui media komputer tidak akan tercapai. Kita harus jujur bahwa generasi muda sekarang adalah generasi yang konsumerisasinya sangat tinggi, hal ini karena pengaruh informasi yang tidak bisa dibatasi lagi dengan adanya dunia internet. Generasi sekarang adalah generasi yang hanya bisa meniru tanpa bisa mencipta. Inilah yang saya takutkan bila dukungan terhadap KPK ini seperti itu pula. Bila nanti, dengan adanya upaya yang kuat dari polisi untuk memenjarakan Bibir dan Candra dan karena tidak ingin kehilangan muka di depan masyarakat, sehingga bukti-bukti yang kuat bisa disediakan oleh polisi. Apa para facebooker itu masih mau dan terus mendukung KPK. Apakah dukungan itu akan menjadi kontraproduktif. Mengapa hal ini bisa terjadi. Dengan adanya facebook tersebut setiap orang bisa menyuarakan pendapatnya mengenai kasus ini. Kata-kata yang tidak pantas banyak bisa kita baca dari berbagai komentar terhadap kasus ini. Sudah ada contohnya bagaimana seorang brimob dari palembang yang merasa tersinggung karena hal ini. Nah inilah yang saya takutkan. Kebebasan berbicara yang tidak mempunyai batasan yang bisa menengahi ini semua. Masyarakat kita dikenal berbicara dulu tanpa berpikir.
Ya semoga semua ini akan berakhir dengan baik dan semoga kebenaran benar-benar akan terungkap tanpa menyakiti banyak pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar