Jumat, April 03, 2009

KTT G 20 dan dampaknya bagi kita

KTT G 20 dilaksanakan di London. SBY pun dengan sigapnya ikut serta dalam pertemuan tersebut, dengan disertai oleh mentri ekonomi dan menkokesra dan beberapa pejabat terkait. Selain untuk mengikuti pertemuan tersebut, SBY juga dijadwalkan untuk bertemu dengan beberapa pemimpin negara yang juga ikut serta. Setelah jamuan makan malam yang dilaksanakan oleh PM Inggris, Brown yang menandakan dibukanya secara resmi KTT G 20 ini, SBY bertemu dengan PM Jepang dan menghasilkan kerjasama dalam bentuk bantuan dari pemerintah Jepang sebesar 14 milyar. Bantuan ini diantaranya dalam bentuk surat hutang pemerintah yang dikelola oleh pemerintah Jepang. Dalam pertemua itu tampak Sri Mulyani tertawa lepas disamping SBY yang juga tampak tertawa-tawa. Saya jadi bertanya-tanya, terlepas pernyataan saya mengenai tingkah laku presiden dan mentrinya yang subjektif, apa mereka telah memikirkan bahwa kerjasama itu benar-benar akan memberikan dampak positif bagi negara kita. Seperti kita tahu semua dampak krisis global ini telah mempengaruhi negara-negara maju terutama Amerika dan sekutunya. Jepang yang notabenen banyak berinvestasi di negara paman Sam itu tentunya akan mendapat pengaruh yang sangat besar dari krisis global ini. Saya bukanlah orang yang ahli dalam bidang ekonomi, namun melihat kenyataan bahwa negara kita tidak mempunyai kekuatan tawar menawar yang baik dengan negara lain, apa memang iya nantinya kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak.
Sekali lagi pernyataan saya ini bersifat subjektif, namun menurut saya SBY tidaklah perlu menghadiri KTT G 20 ini karena kehadirannya disanapun tidak membawa pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan ekonomi negara kita. Ada baiknya dia tetap ada di Indonesia untuk dapat menjaga stabilitas negara kita yang sebentar lagi akan mengadakan pemilu. Dengan jadwal yang semakin mendesak dan masala daftar pemilih yang masih saja belum selesai, presiden kita malah pergi ke London untuk menghadiri jamuan makan malam disana. Pemimpim yang baik adalah pemimpin yang tahu kapan harus bergerak dan kapan hanya diam ditempat untuk dapat maju lebih jauh. Memang hubungan internasional perlu kita jaga, namun hendaknya SBY tau diri karena KTT ini lebih diperuntukkan bagi negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Perancis dan negara maju lainnya.
Tapi sekali lagi saya katakan bahwa saya bukanlah ahli ekonomi, jadi semoga saja perjalana ini membawa pengaruh yang positif bagi Indonesia kedepannya, karena kalau kita tinjau lagi kebelakang bahwa dibawah kepemimpinannya SBY berseloroh bahwa utang negara kita sudah habis dan devisa negara sudah bertambah dengan pesat. Semoga saja ini pernyataannya itu benar adanya sehingga kita dapat maju lebih baik lagi di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar