Minggu, April 05, 2009

Perjalanan Menuju Puncak Gunung Tertinggi di Sumatera

Perjalanan ini saya lakukan bersama 3 orang teman semasa masih kuliah dulu. Sebenarnya perjalanan ini dilakukan juga dalam rangka pulang kampung, hal ini terutama karena jarak dari tempat yang akan kami survey dengan kampung halaman tidaklah begitu jauh. Seperti kita semua tahu bahwa Kerinci terletak di 4 propinsi di Sumatera, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan, jadi ya bisa dong kalo saya dan Da Tom pulang kampuang dulu(tapi yang pengen banget sih da Tom). Lokasi yang ingin kami survey adalah Danau Gunung Tujuh, tempat ini akan rencananya akan kami pergunakan sebagai tempat pelantikan bagi para calon anggota GMC, organisasi pencinta alam di kampus kami. Sebagai PO dalam acara ini sebenarnya bernama Jawir, tapi karena saya punya kendaraan sendiri dan kebetulan juga punya rencana mudik akhirnya saya ditemani Kindir, Beng2 dan da Tom yang pergi survey.
Perjalanan dimulai dari rumah saya di bilangan Tanah Kusir dan langsung masuk tol kebun jeruk menuju ke pelabuhan Merak. Sampai di Bakauheni kita langsung meneruskan perjalanan. Rencananya survey dilakukan setelah kita semua pulang mudik. Perjalanan selama 36 jam(karena mobilnya super cepet, ya jadi lama deh) kami lalui penuh dengan suka dan duka. Sukanya kami bisa berenang di tepi sungai yang ada di sepanjang jalan lintas Sumatera itu dan dukanya adalah bagasi di atap mobil copot terus sehingga harus diikat dengan tali karabiner yang sebetulnya disiapkan untuk kegiatan panjat tebing nanti di Harau. Singkat cerita kita sampailah di kawasan gunung tertinggi di Sumatera ini. Sungguh hati saya merasa takjub melihat keindahan alam disini. Kami tinggal disalahsatu home stay yang ada disana. Dalam oborolan dengan pemilik penginapan, kita mendapat banyak informasi dari dia. Kebanyakan penduduk disitu adalah petani, khususnya petani yang menanam kentang. Mayoritas penduduk disini adalah keturunan ketiga dari orang tua mereka yang dulunya dibawa oleh Belanda dari pulau Jawa untuk dipekerjakan disini.
Perjalanan menuju puncak Kerinci ini hanya dilakukan oleh saya, Kindir dan Beng2, sedangkan da Tom menunggu di bawah. Kalo boleh dibilang baru perjalanan ini saya tidak ambekan, bukan apa-apa tapi mau ngeluh sama siapa wong yang dua orang jalannya kayak orang kesetanan. Jadinya perjalanan saya ke puncak Kerinci berlangsung dengan cepat, seperti layaknya pendaki profesional. Nah peristiwa ini adalah suatu peristiwa yang tidak akan saya lupakan seumur hidup. Menjelang akhir vegetasi dan kita sudah mulai summit attack dan berjalan di bekas aliran lahar, keadaan cuaca memang tidak menentu dan sedang terjadi badai di atas. Karena angin yang semakin kencang akhirnya Kindir memutuskan untuk berdiam diri dulu sebentar untuk melihat perkembangan cuaca. Nah dalam keadaan genting(kayak film aja) saya berkata kepada Kindir,"Ki, apa elu mau kayak Norman Edwin?", kebetulan belum lama berselang seorang pendaki senior kita meninggal pada salah satu pendakian yang dilakukannya. Tiba-tiba tak lama berselang setelah saya berbicara, Kindir langsung mengambil keputusan yang boleh dibilang sebenarnya dia sesali seumur hidupnya, bagaimana tidak nyesel kalau puncak yang akan kita tuju itu cuma tinggal 40 meter saja dan sudah tampak di depan mata. Tapi saya menghormati keputusannya karena ada pepatah yang mengatakan bahwa pendaki yang baik adalah pendaki yang berani mengambil keputusan untuk turun, bukan memaksakan untuk meneruskan pendakian walaupun keadaan tidak mendukung. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak langsung turun karena hari sudah gelap dan membuka tenda di batas vegetasi. Pagi harinya setelah sarapan kami langsung turun.
Walaupun akhirnya pelantikan tidak jadi dilaksanakan di Danau Gunung Tujuh namun perjalanan kami itu sungguh suatu memori yang tidak akan terlupakan. Sekali lagi saya merasakan betapa kecilnya kita, betapa kita harus bersyukur atas kesempatan kita untuk hidup dan bisa merasakan nikmat-Nya yang tiada tara. Dan sekali lagi pendakian ini memberi pelajaran berarti bagi hidup saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar